Dampak Gula Berlebih pada Otak dan Konsentrasi
- freepik.com
Olret – Manisnya minuman boba, donat, atau es kopi susu emang susah ditolak. Gula sering jadi “teman setia” di saat mood drop, deadline mepet, atau butuh suntikan energi cepat. Tapi tahu nggak, konsumsi gula yang berlebihan ternyata bisa memberi dampak besar pada otak dan kemampuan konsentrasi kita?
Gak cuma soal berat badan atau kesehatan jangka panjang seperti diabetes, otak ternyata juga sangat sensitif terhadap asupan gula harian. Dan kalau kamu merasa gampang lupa, sulit fokus, atau cepat lelah saat belajar atau kerja, bisa jadi kebiasaan ngemil manis diam-diam berperan di baliknya.
Berikut ini penjelasan menarik dan ilmiah soal bagaimana gula berlebih bisa memengaruhi kerja otak dan fokus kita sehari-hari.
Hubungan Gula dan Otak
Otak memang butuh glukosa (bentuk sederhana dari gula) sebagai sumber energi utama. Tapi ada batasnya. Kalau asupan gula terlalu tinggi dan terlalu sering, justru bisa bikin sistem kerja otak jadi nggak seimbang.
Saat kita konsumsi makanan atau minuman manis, kadar gula darah akan melonjak cepat. Otak akan merespons dengan melepaskan dopamin, hormon yang bikin kita merasa senang dan semangat. Masalahnya, efek ini hanya sementara. Setelah itu, kadar gula darah turun drastis dan bikin kita merasa lelah, lesu, bahkan mudah marah.
Fenomena ini dikenal sebagai sugar crash dan sering kali disalahartikan sebagai ngantuk biasa. Padahal, fluktuasi ini bisa mengganggu fokus dan produktivitas.
Sulit Konsentrasi dan Jadi Mudah Terdistraksi
Terlalu sering mengalami lonjakan dan penurunan gula darah bisa membuat otak kesulitan mempertahankan konsentrasi. Penelitian dari UCLA (University of California, Los Angeles) menunjukkan bahwa konsumsi gula berlebih dalam jangka panjang bisa mengganggu koneksi antar sel otak, terutama di bagian hippocampus bagian yang bertanggung jawab untuk memori dan pembelajaran.
Artinya, bukan cuma fokus yang terganggu, tapi kemampuan otak untuk menyimpan dan mengolah informasi juga bisa menurun. Jadi kalau kamu lagi belajar untuk ujian atau kerjaan penting, terlalu banyak ngemil manis justru bisa bikin kamu makin susah menyerap materi.
Risiko “Kecanduan” Gula
Gula bisa memicu pelepasan dopamin di otak mirip seperti zat adiktif lainnya. Karena itu, semakin sering kita konsumsi gula, semakin tinggi pula keinginan untuk mengulanginya. Ini bisa menciptakan pola perilaku mirip kecanduan: makin butuh rasa manis untuk merasa “normal” atau bahagia.
Akibatnya, otak jadi kurang responsif terhadap stimulasi alami yang menyenangkan, seperti olahraga, musik, atau interaksi sosial. Ini juga bisa menjelaskan kenapa seseorang bisa jadi lebih malas, moody, dan mudah cemas saat mencoba mengurangi gula.
Memicu Peradangan Otak
Studi dalam jurnal Frontiers in Neuroscience menyebutkan bahwa asupan gula tinggi bisa memicu peradangan di otak, terutama jika dikonsumsi dalam jangka panjang. Peradangan ini bisa memperlambat kerja sistem saraf, meningkatkan stres oksidatif, dan bahkan berisiko mempercepat gangguan neurodegeneratif seperti Alzheimer.
Meskipun penyakit seperti itu lebih banyak terjadi di usia lanjut, kebiasaan makan sejak muda bisa jadi faktor pemicunya di masa depan.
Gula Tak Kasat Mata
Yang bikin bahaya gula makin sulit dikendalikan adalah karena banyak sekali makanan dan minuman yang mengandung “gula tersembunyi.” Bukan cuma pada makanan penutup, tapi juga saus kemasan, roti, sereal, minuman energi, bahkan yoghurt rendah lemak.
Kita sering kali gak sadar sudah melewati batas konsumsi gula harian yang direkomendasikan WHO, yaitu maksimal 25 gram per hari (sekitar 6 sendok teh) untuk orang dewasa.
Jadi, Haruskah Kita Hindari Gula Total?
Jawabannya “tidak harus”. Gula tetap dibutuhkan tubuh sebagai sumber energi, tapi dengan takaran dan sumber yang tepat. Gula alami dari buah-buahan, sayur, atau karbohidrat kompleks jauh lebih baik karena dicerna perlahan dan tidak langsung membuat lonjakan gula darah.
Hal terpenting adalah belajar mengelola konsumsi gula tambahan dengan cara menghindari minuman manis berlebihan, cek label makanan, dan seimbangkan asupan dengan makanan tinggi serat dan protein.
Gula memang manis, tapi dampaknya ke otak bisa bikin pahit. Terlalu banyak gula bisa bikin konsentrasi menurun, memori terganggu, dan performa otak melambat. Untuk anak muda yang aktif, belajar, kerja, atau berkarya, menjaga pola makan tetap seimbang terutama dalam hal asupan gula adalah salah satu investasi terbaik buat menjaga performa otak tetap prima.