Kata Dokter! Ini 5 Minuman yang Bisa Menyebabkan Penyakit Ginjal Pada Remaja
- sanook
Sebaliknya, dianjurkan untuk memilih teh herbal seperti Gotu Kola atau Teh Biji Ketumbar, yang dapat membantu melancarkan buang air kecil dan mendetoksifikasi ginjal dengan lembut.
3. Minuman berenergi
Minuman ini mengandung banyak kafein, dua hingga tiga kali lebih tinggi dari kopi biasa, serta gula dan stimulan seperti taurin, yang dapat membahayakan ginjal.
Sebuah studi tahun 2021 dari Frontiers in Public Health menemukan bahwa minum minuman berenergi dalam jangka waktu lama dapat… Memiliki efek buruk pada tekanan darah, penyaringan ginjal, dan dapat merusak tubulus ginjal.
Jadi cobalah minum teh hijau sebagai gantinya. Atau matcha tanpa gula di pagi hari Ini akan membantu tetap waspada tanpa membahayakan ginjal.
4. Minuman olahraga
Minuman ini sering dikonsumsi secara tidak benar. Tanpa melibatkan olahraga apa pun Minuman ini sering kali mengandung kadar gula, natrium, dan kalium yang tidak diperlukan.
Minum terlalu banyak akan meningkatkan beban ginjal untuk menyaring dan membuangnya. Terutama mereka yang berisiko terkena penyakit ginjal.
Oleh karena itu, disarankan untuk memilih air putih yang dicampur sedikit lemon atau air kelapa segar untuk mengembalikan elektrolit alami.
5. Jus buah dalam botol
Jus Buah
- sanook
Meski tampak sehat, tetapi sebagian besar jus kemasan mengandung kurang dari 10% sari buah asli, sedangkan sisanya adalah gula dan perasa.
Analisis oleh CDC (Pusat Pengendalian Penyakit) menunjukkan bahwa mengonsumsi pemanis seperti sukralosa atau aspartam dapat mengganggu bakteri usus Anda. Mempengaruhi resistensi insulin Yang berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal
Disarankan untuk membuat jus segar sendiri tanpa menambahkan gula. Atau makan buah utuh untuk mendapatkan serat dan antioksidan lebih lengkap.
Ingatlah bahwa faktor risiko penyakit ginjal pada orang muda tidak hanya bersifat genetik. Namun dalam perilaku makan dan minum kita sering mengabaikan minuman-minuman yang kelihatannya tidak berbahaya dalam kehidupan sehari-hari.
Kesadaran dini dan penyesuaian perilaku Oleh karena itu, menjaga “ginjal” kita adalah kuncinya, agar tetap bersama kita dalam jangka waktu yang lama.