Bikin Nangis Netizen! Ternyata Pengakuan Siswi MAN 1 Gorontalo yang Viral di Media Sosial Hoaks

Siswa MAN 1 Gorontola
Sumber :
  • twitter (x)

Olret – Siapa sangka, pengakuan siswi MAN 1 Gorontalo yang penuh dengan derita hanya karangan fiktif belaka. Siapapun yang membaca tulisan dari akun PPT tersebut pasti akan merasa sedih dan ingin menyucurkan air mata.

FIKGURA 2025 Meriah! Guru RA Ciamis Gelar Turnamen Voli Perdana, Ini Daftar Pemenangnya

Dia pun menjelaskan kronologi yang menimpanya dengan sangat baik dan bahkan membuat hati sedih. Lantas apa saja yang dia sampaikan dalam postingan tersebut.

Berikut ini pernyataan

Menikah Dulu atau Bantu Orang Tua? Ini Jawaban Ustadz Adi Hidayat

Karena banyaknya pertanyaan dari orang-orang. Saya akan coba ceritakan bagaimana bisa terjadi semuanya. Jujur saya sangat sangat sedih, kecewa, tidak tahu harus bagaimana di posisi tersebut. Semua berawal saat saya masuk di MAN 1 Gorontalo.

Saya seorang yatim piatu seperti yang saya sampaikan video video yang beredar dengan seorang tiktoker saat wawancara saya. Dari awal masuk sekolah saya sudah meyakinkan diri saya untuk berusaha keras mengejar ilmu dan prestasi karena memang untuk hidup sudah tidak ada dari orang tua. Saya sangat ingin untuk mencapai sarjana dengan beasiswa yang saya dapat.

Pernah Berzina, Apakah Calon Suami Harus Mengetahuinya?

Pada satu hari, saya mulai mendapatkan pelecehan verbal. Dengan ucapan ucapan tidak pantas dari Guru (DH). Saat itu saya tidak terlalu menanggapi dengan serius. Namun lama kelamaan mulai menyentuh seperti pundak, merangkul, dan lainnya.

Awal saya yang memang belum paham tentang kasih sayang yang sesungguhnya menganggap itu seperti seorang ayah kepada anak juga terkadang memberikan untuk kehidupan. Tapi semua itu ternyata penilaian saya salah saat saya mulai di peluk, disentuh bagian vital dan lain.

Saat itu saya bingung, saya ingin bercerita kepada siapa. Orangtua tidak ada, bercerita kepada teman pun takut dipandang hina. Untuk melapor saya takut karena untuk masuk sekolah saja saya berjuang sendiri dengan susah payah.

Dipikiran saya saat itu jika saya lapor saya yang tidak di percayai oleh guru lain dan siapapun karena saya tidak memiliki bukti apapun lalu saya di keluarkan dari sekolah (Seperti yang mempunyai uang dan kuasa yang menang). Jika saya dikeluarkan saya tidak mempunyai harapan dan cita cita pupus. Walau saya benar sakit hati, kecewa, marah bercampur menjadi satu.

Halaman Selanjutnya
img_title