Pengakuan Korban Siswi Man 1 Gorontalo yang Viral di Media Sosial Ternyata Hoak
- istimewa
Pada satu hari, saya mulai mendapatkan pelecehan verbal. Dengan ucapan ucapan tidak pantas dari Guru (DH). Saat itu saya tidak terlalu menanggapi dengan serius. Namun lama kelamaan mulai menyentuh seperti pundak, merangkul, dan lainnya.
“Dari awal masuk sekolah saya sudah meyakinkan diri saya untuk berusaha keras mengejar ilmu dan prestasi karena memang untuk hidup sudah tidak ada dari orang tua. Saya sangat ingin untuk mencapai sarjana dengan beasiswa yang saya dapat”,.
2. Belum mengerti arti dari kasih sayang
Siswa MAN 1 Gorontola
- twitter (x)
Memang kasih sayang sangat banyak jenisnya, ada kasih sayang orang tua kepada anak, kasih sayang antara teman dan sahabat dan masih banyak lagi. Namun masa remaja yang belum dewasa, banyak hal yang belum dimengerti dengan baik.
Begitu juga yang dialami oleh PPT. Dia pun menuturkan bahwa awalnya dia tak mengerti tentang kasih sayang yang sesungguhnya. Karena tak mendapatkan kasih sayang dari sosok ayah, akhirnya dia pun mengira bahwa kasih sayang yang diberikan oleh gurunya seperti kasih sayang ayah.
“Awal saya yang memang belum paham tentang kasih sayang yang sesungguhnya menganggap itu seperti seorang ayah kepada anak juga terkadang memberikan untuk kehidupan. Tapi semua itu ternyata penilaian saya salah saat saya mulai di peluk, disentuh bagian vital dan lain. Saat itu saya bingung, saya ingin bercerita kepada siapa”,.
3. Tak memiliki orang tua dan takut dipandang hina sama teman
Anak yatim piatu ini memang sungguh mendapatkan perlakuan yang tak baik dari gurunya. Setelah kejadian yang melecehkan dirinya, dia pun sangat takut. Karena tak memiliki orang tua, dia akhirnya memendam semuanya sendirian.
Bahkan untuk sekadar curhat dengan temannya pun takut karena tak ingin dipandang hina. Apalagi melaporkan kejadian tersebut ke pihak sekolah dan berwajib. Dia pun yakin, tak akan ada orang yang percaya padanya karena tak ada buktinya.
“Orang tua tidak ada, bercerita kepada teman pun takut dipandang hina. Untuk melapor saya takut karena untuk masuk sekolah saja saya berjuang sendiri dengan susah payah. Dipikiran saya saat itu jika saya lapor saya yang tidak di percayai oleh guru lain dan siapa pun karena saya tidak memiliki bukti apa pun lalu saya di keluarkan dari sekolah (Seperti yang mempunyai uang dan kuasa yang menang)”,.