Meski Kesabaran Membuatmu Gelisah, Yakinlah Itu Semua Mengandung Hikmah

Sabar Dalam Menanti
Sumber :
  • tiktok @mikadisini17

Bukankah tak ada kejadian yang membawa sisi buruknya saja. Setiap kejadian yang buruk pasti menyimpan sebuah pesan yang tersirat. Jadi pandai-pandailah melihat pesan dan hikmah atas kejadian tersebut. Bukankah Allah menyuruhmu yakin kepada setiap rencana-Nya, lalu apa yang masih membuatmu khawatir?

Tragedi di Sidoarjo: Santri Wafat Saat Sujud, Pondok Pesantren Roboh Diduga Karena Bangunan Asal-Asalan

Percayakah Hatimu Akan Tenang dan Tak Gelisah, Jika Allah Selalu Bersamamu Dalam Setiap Langkah Kaki.

Belakang ini kok aku sering merasa gelisah, ya? Terkadang seenak apa pun kehidupan yang dijalani, tapi hati kita tidak tenang dan sering merasa gelisah, hal itu pasti akan sangat mengganggu. Pikiran pun akan ikut terpengaruhi. Lalu, bagaimana ya cara agar hati kita bisa kembali tenang?

Dua Dosa Tertua: Mengupas Sifat Iblis yang Menghancurkan Hidup Kita

Dear, perlu kita ingat bahwa yang menciptakan diri kita adalah Allah SWT. Karena itulah, Allah pasti tahu setiap jalan keluar terbaik untuk hamba-Nya. Tugas kita sebagai makhluk, kita bisa memohon kepada Allah melalui doa agar hati kita kembali diberi ketenangan. Kamu bisa membaca doa agar hati tenang menghilangkan perasaan sedih, marah, gelisah dan negatif.

Jadilah Orang yang Gelisah Terhadap Akhiratmu Saja, Niscaya Kelak Allah Akan Mencukupkanmu Sehingga Tidak Khawatir Pada Urusan Dunia Lagi.

Pintu Surga di Telapak Kaki Orang Tua: Rahasia Besar Berbakti yang Mengalahkan Jihad

Jadilah orang yang gelisahnya pada satu hal saja. Dari Abdullah bin Mas'ud radhiallahu'anhu, bahwa Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda:

"Orang yang menjadikan kegelisahannya pada satu hal saja, yaitu ia gelisah akan nasibnya di akhirat, maka Allah akan cukupkan dia sehingga tidak gelisah lagi pada urusan dunianya. Namun orang yang menjadikan kegelisahannya pada urusan-urusan dunianya, maka Allah tidak akan memperdulikan di lembah mana dia akan binasa" (HR. Ibnu Majah no.257, dihasankan Al Albani dalam Shahih Al Jami' no.6189).