Raphinha Luapkan Kekecewaan Usai Absen dari FIFPRO World XI

selebrasi gol Raphinha usai bobol gawang Dortmund
Sumber :
  • Sky Sports

Olret – Bintang Barcelona, Raphinha, meluapkan kekecewaannya di media sosial setelah namanya tidak masuk dalam daftar 2025 FIFPRO World XI. Pemain asal Brasil itu membagikan 17 Instagram stories yang menampilkan gol, assist, dan trofi yang diraihnya musim lalu. Selain itu, ia juga berbicara soal kekecewaannya atas Ballon d’Or, kedekatannya dengan Lamine Yamal, dan impiannya meraih Piala Dunia bersama Brasil.

Arsenal Memutuskan Menjual Martin Odegaard ke Barcelona?

Raphinha menanggapi absen dari FIFPRO World XI
Raphinha tidak menanggapi ringan pengumuman FIFPRO World XI. Beberapa jam setelah daftar diumumkan, winger Barcelona itu membanjiri Instagram stories dengan unggahan yang menyoroti prestasinya sepanjang musim 2024-25, yang menurut banyak penggemar dan pengamat layak mendapat pengakuan.

Pemain berusia 28 tahun itu membagikan 17 stories yang menampilkan pencapaian pribadinya, mulai dari penghargaan individu hingga performa penentu kemenangan. Di antaranya terdapat cuplikan 34 gol, 25 assist, serta sorotan perjalanan Barcelona meraih treble domestik pertama dalam sejarah klub. Unggahan ini menjadi pengingat nyata atas musim yang mengubah kariernya. Meski meraih angka terbaik dalam kariernya dan penghargaan Pemain Terbaik La Liga, namanya tetap absen dari daftar FIFPRO yang dipilih oleh pemain di seluruh dunia.

Berita Transfer 6 November : Messi Kembali ke Eropa Setelah 4 Bulan, Jurgen Klopp Bernegosiasi Dengan Barca

Musim gemilang yang menuntut pengakuan
Hanya sedikit pemain di dunia menikmati musim sekomplet Raphinha musim lalu. Di semua kompetisi, ia terlibat langsung dalam 59 gol dan assist, sebuah prestasi yang jarang terlihat sejak era Messi dan Ronaldo di Spanyol.

Di La Liga, Raphinha terlibat langsung dalam 29 gol, meraih penghargaan Pemain Terbaik Musim ini dan memimpin Barcelona meraih kejayaan domestik. Dampaknya di Eropa bahkan lebih luar biasa, dengan 22 kontribusi gol di Liga Champions, rekor individu terbaik dalam sejarah turnamen tersebut.

Yamal Bersinar, Barca Masih Kecewa Kehilangan Poin di Liga Champions

Ia juga tampil gemilang di momen krusial, empat gol dan tiga assist melawan Real Madrid dalam empat kemenangan El Clasico, hat-trick melawan Bayern Munich, serta satu gol ke gawang Inter Milan di semifinal. Prestasinya juga menjangkau level internasional dengan lima kontribusi gol bagi Brasil untuk memastikan lolos ke Piala Dunia 2026.

Meski begitu, namanya tetap absen dari daftar FIFPRO, menunjukkan betapa subjektifnya penghargaan semacam itu dan membuat Raphinha semakin bertekad membuktikan kualitasnya.

Kekecewaan pribadi atas Ballon d’Or
Dalam wawancara dengan GQ Hype, Raphinha berbicara soal finis di posisi kelima Ballon d’Or, menyebutnya sebagai kehormatan sekaligus kekecewaan pribadi. "Saat kamu memberikan segalanya, bekerja keras setiap hari, dan merasa telah menjalani musim yang luar biasa, wajar jika mengharapkan berada di antara yang terbaik," katanya. "Finis di posisi kelima tentu sebuah kehormatan, tapi harapan saya lebih tinggi."

Meski kecewa, bintang Blaugrana itu menegaskan bahwa ia merasa tenang dengan performa dan kematangannya sebagai pemain. "Yang membuat momen ini unik adalah kombinasi perkembangan teknis, pengalaman yang terkumpul, dan keseimbangan mental. Saat ini saya merasa bisa bermain lebih bebas, membaca permainan lebih baik, dan menghadapi tekanan dengan lebih matang," jelasnya.

Lamine Yamal seperti keluarga
Raphinha juga menegaskan hubungannya dengan rekan muda Lamine Yamal, membantah rumor adanya ketegangan. "Rivalitas itu sama sekali tidak ada. Yang ada adalah keinginan bersama untuk tampil maksimal, saling mendorong, dan membantu tim. Di luar lapangan, hubungan kami sangat kuat. Lamine seperti keluarga," ujarnya.

Selain itu, pemain berusia 28 tahun itu menegaskan ambisinya di level internasional, yaitu memenangkan Piala Dunia bersama Brasil. "Meraih Piala Dunia dengan Brasil adalah impian terbesar dalam karier saya. Saya tumbuh bermain tanpa alas kaki di jalanan Restinga, bermimpi membela negara saya. Itu sebuah kehormatan dan tanggung jawab besar. Sepak bola di Brasil seperti agama," tambahnya.