Malaysia Ajukan Bukti Tambahan Dalam Banding, FIFA Ubah Waktu Putusan

Timnas Malaysia
Sumber :
  • thethao247.vn

Olret – Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM) telah memberikan dokumen tambahan terkait skandal naturalisasi, yang memaksa Malaysia untuk mengubah keputusannya terkait jadwal banding.

Tim Sepak Bola Thailand Akan Pulang Tanpa Membawa Medali di SEA Games ke-33

Menurut TV One News Indonesia, FIFA telah mengubah keputusannya terkait jadwal banding sepak bola Malaysia. Hasilnya diperkirakan akan diumumkan pada 30 atau 31 Oktober, tetapi hingga saat ini (1 November), belum ada pengumuman resmi.

Diduga karena FAM telah menyerahkan banyak dokumen tambahan serta menjawab pertanyaan terkait dugaan pemalsuan dokumen untuk 7 pemain naturalisasi.

Vietnam Akan Menjadikan Stadion Rajamangala Sebagai Kandang Mereka Pada Tahun 2025

Selain itu, menurut pengacara olahraga Nik Erman Nik Roseli, proses pembahasan di Komite Banding FIFA seringkali memakan waktu lama karena kompleksitas kasus yang melibatkan faktor hukum dan bukti yang tumpang tindih.

"Keputusan FIFA membutuhkan banyak waktu untuk mempertimbangkan fakta dan aspek hukum secara cermat, termasuk meminta para pihak untuk melengkapi dokumen atau mengklarifikasi argumen. Terkadang, beberapa anggota komite sibuk menangani kasus lain atau memiliki masalah kesehatan, sehingga memperlambat proses."

Selain itu, perpanjangan batas waktu pengajuan dan tanggapan atas permohonan juga sangat umum terjadi di antara kedua belah pihak.

Federasi Sepak Bola Asia Tenggara (SEAF) Berbicara Terus Terang Setelah U22 Vietnam Mengalahkan Thailand

Jika FAM merasa telah menyerahkan dokumen yang salah, mereka berhak untuk menyerahkan kembali dokumen yang benar. Di saat yang sama, FAM juga berhak untuk mengajukan keberatan atas keputusan komite disiplin, terutama dalam peninjauan akta kelahiran asli.

Saat ini, sepak bola Malaysia masih menunggu keputusan FIFA, terutama karena tim nasional sedang memasuki babak penentuan kualifikasi Piala Asia 2027.

Banyak pihak khawatir tim nasional akan menghadapi hukuman yang lebih berat setelah skandal naturalisasi yang mengejutkan di Asia Tenggara.