Dimitar Berbatov Nyaris Diculik Klub Rival! Cerita Mencekam Saat Umur 18 Tahun yang Hampir Berakhir Tragis

Dimitar Berbatov
Sumber :
  • Sky Sport

Olret – Mantan penyerang Manchester United dan Tottenham Hotspur, Dimitar Berbatov, mengungkap kisah menegangkan dari masa mudanya di Bulgaria.

MU Dapat "Anggukan" Dari Elliot Anderson Dengan Mahar Ratusan Juta Euro

Saat masih berusia 18 tahun dan bermain untuk CSKA Sofia, ia sempat mengira dirinya akan diculik oleh klub rival yang ingin memaksanya pindah tim.

Situasi itu berakhir tanpa kekerasan, namun pengalaman tersebut menjadi pelajaran berharga bagi Berbatov bahwa dunia sepak bola profesional tak selalu indah dan ia harus cepat belajar menjadi dewasa.

Liga Champions Menggemparkan Dengan Mahakarya Solo Ala Son Heung-min

Dibawa ke Pertemuan Misterius oleh Rekan Setim

Dalam wawancaranya di podcast Rio Ferdinand Presents, Berbatov menceritakan awal mula kejadian itu. Ia mengatakan, saat itu sedang naik daun dan mulai menarik perhatian banyak klub di Bulgaria.

Courtois: "Real Terlalu Buruk, Sementara Liverpool Sangat Bagus"

“Saya benar-benar mulai menunjukkan kemampuan saya di lapangan. Biasanya, kalau pemain menunjukkan kualitasnya, tim lain akan datang dengan penawaran, menanyakan kontrak, atau berapa harga transfernya. Tapi di kampung halaman saya, caranya berbeda. Mereka bilang, ‘Dia itu bagus, bawa saja ke sini,’” ujar Berbatov.

Suatu hari setelah latihan, Berbatov yang tidak memiliki mobil ditawari tumpangan oleh rekan setimnya.

“Teman saya bilang, ‘Ayo ikut, saya mau menemui seorang teman.’ Saya naif waktu itu. Karena kami satu tim, saya percaya saja,” tuturnya.

Namun, rekan setim itu justru membawanya ke sebuah restoran, tempat yang tampak mencurigakan.

“Kami masuk ke dalam, di satu meja ada seorang pria duduk sendirian. Di tiga meja lain, ada pria-pria besar bertubuh seperti lemari es tipikal orang Balkan, duduk mengawasi dengan tatapan tajam,” kenangnya.

Berbatov mengaku langsung merasa tidak nyaman dan ketakutan.

“Orang yang membawa saya bilang, ‘Pergi ke sana, duduk sebentar, nanti saya temui lagi.’ Saya duduk, dan pria itu berkata, ‘Sini, duduk di sini.’ Dalam hati saya cuma berpikir, ‘Ada apa ini? Saya harus telepon ayah saya.’”

Pria yang duduk di meja itu kemudian memperkenalkan diri dengan nada mengintimidasi.

“Dia bilang, ‘Kau tahu siapa saya? Mereka memanggil saya si Koki. Kami tahu tentangmu. Kami ingin kamu pindah ke tim kami. Kami akan urus sisanya,’” cerita Berbatov.

Halaman Selanjutnya
img_title