Bintang Barca Ungkap Alasan Tolak Kontrak Super dari Liga Pro Saudi

Olret – Bintang Barcelona, ​​Raphinha, baru-baru ini mengejutkan penggemar dengan mengungkapkan alasan ia menolak "kontrak super" senilai ratusan juta euro dari klub Timur Tengah, demi melanjutkan kariernya di Camp Nou

Bintang Brasil, Raphinha, baru-baru ini mengungkapkan alasan penolakannya terhadap tawaran 100 juta euro dari klub Liga Pro Saudi, meskipun ia sempat mempertimbangkan untuk meninggalkan Barcelona setelah musim 2024/25.

Menurut ESPN, tim yang diyakini bernama Al Hilal tersebut menawari Raphinha kontrak besar berdurasi 4 tahun senilai total 170 juta euro, termasuk gaji yang cukup untuk mengubah hidup seluruh keluarganya. Bintang kelahiran 1996 ini mengaku sempat ragu dengan tawaran tersebut:

Tawaran dari klub-klub Arab itu benar-benar membuat saya berpikir. Tawaran itu bisa menyelesaikan hampir semua masalah hidup saya, orang tua dan putra saya. Setelah bertahun-tahun bermain sepak bola, saya pikir sudah waktunya untuk mengurus keluarga saya.

Raphinha mengalami masa-masa sulit di Barcelona. Bergabung dengan tim Catalan dari Leeds United pada tahun 2022, ia hanya mencetak 20 gol dan 25 assist dalam dua musim pertamanya, performanya tidak sesuai harapan. Hal itu membuat dewan direksi Barca mempertimbangkan untuk menjualnya pada musim panas 2024 untuk mengatasi kesulitan keuangan.

Namun, kedatangan pelatih Hansi Flick mengubah segalanya. Ahli strategi asal Jerman itu langsung menghubungi Raphinha, menyatakan keinginannya untuk mempertahankannya, dan berjanji memberinya peran penting dalam skuad.

"Setelah Copa America 2024, saya sempat berpikir untuk meninggalkan Barca karena tekanan dan rumor yang terus beredar. Namun setelah berbicara dengan pelatih Flick, saya merasa masih punya tempat di sini. Saya sangat senang bisa bertahan," ungkap Raphinha.

Pilihan itu segera membuahkan hasil. Pada musim 2024/25, Raphinha tampil gemilang, mencetak 34 gol dan 26 assist dalam 57 pertandingan, berkontribusi besar bagi Barcelona dalam meraih treble domestik. Ia tak hanya menegaskan nilainya, tetapi juga menjadi salah satu pilar di bawah asuhan Flick.

Di tengah gelombang bintang Eropa yang berbondong-bondong ke Timur Tengah, keputusan Raphinha untuk bertahan dipandang sebagai bukti cinta dan kesetiaan yang langka dalam sepak bola modern.