Prediksi Pep Tentang Man City Menjadi Kenyataan
- ap
Sepak Bola, Olret – Musim ini, kisah Real Madrid dan Manchester City terus berlanjut, dan tak heran jika ini merupakan kali keempat berturut-turut kedua tim bertemu di babak knockout Liga Champions.
Dengan pertandingan dramatis dan konfrontasi yang berapi-api, orang menyebutnya sebagai “klasik baru” di dunia sepak bola modern.
Namun laga kali ini punya cerita berbeda. Di Bernabeu dini hari tanggal 20 Februari, Man City kalah 1-3 dari Real Madrid. Setelah dua laga, Pep Guardiola dan timnya menerima kekalahan dengan skor total 3-6, resmi terhenti di Piala Eropa.
Pep melihat segalanya sebelumnya
Pep Guardiola
- twitter (x)
Pep Guardiola sangat jelas dalam penilaiannya: "Kami hanya memiliki peluang 1% untuk menang." Dan mungkin dia tidak salah.
Manchester City masih memiliki skuad yang kuat, namun menghadapi Real Madrid yang tangguh bersama Mbappe, tidak mudah bagi "The Cityzens" untuk mengatasi kesulitan tersebut. Ketidakberdayaan mereka melawan tim yang semua orang tahu “tak terkalahkan” di laga besar, membuat harapan fans Man City tampak semakin rapuh dari sebelumnya.
Tak hanya permasalahan di lini pertahanan, Manchester City juga menghadapi kenyataan yang tidak menyenangkan: banyak pemain di tim yang sudah memasuki tahap akhir kariernya, mulai dari Gundogan, De Bruyne, Stones hingga Ederson. Nama-nama yang sudah berjuang selama sembilan musim di Liga Inggris tak bisa lagi menjaga kestabilan seperti dulu.
Skuad yang kurang percaya diri, dengan pemain yang tidak lagi berada di puncak performa, membuat tantangan Guardiola semakin sulit dari sebelumnya.
Ini bukanlah suatu kejutan. Usai meraih treble bersejarah pada 2023, ekspektasi Man City pada musim ini tak lagi terlalu besar. Meskipun mereka masih memenangkan kejuaraan Liga Premier untuk keempat kalinya berturut-turut, mereka kekurangan bintang baru yang cukup kuat untuk membantu tim terus berkembang.
Pep Guardiola
- bbc
Kepergian Mahrez dan Julian Alvarez, dua pemain pembentuk motivasi dan kreativitas tim, membuat Man City kehilangan sebagian kekuatan dan fleksibilitas gaya bermainnya.
The Cityzens masih memiliki nama-nama cemerlang seperti Haaland atau Foden, namun dengan tidak adanya faktor yang mampu mengubah permainan, klub tersebut sepertinya sudah tidak kuat lagi menghadapi Real Madrid di level tertinggi.