Akhirnya Namanya Yang Tercatat di Buku Nikah Bersamamu

Menikah
Sumber :
  • instagram
Air Mata Istri Pejuang Baju KORPRI: Dicerai Talak Tiga Tepat Sebelum Suami Dilantik PPPK

Berhari-hari setelah kejadian tersebut aku banyak merenung, banyak kenangan bersamamu yang ada di bandung. Hampir setiap bulan ku sempatkan waktu dari Jababeka menuju Bandung untuk bertemu denganmu. Berbulan- bulan masih belum bisa melupakan dirimu, melupakan masa-masa indah denganmu. Sampai akhirnya Tugas Akhir D3 ku tidak terurus akibat larut dalam kesedihan.

Air yang Tenang Menghanyutkan: Mengapa Orang yang Benar-Benar Kaya Justru Memilih Hidup Low Profile?
Menggali Mimpi yang Terkubur: Rahasia Bilal Faranov Menemukan Jati Diri di Usia 20-an

Dalam kesedihanku yang berlarut-larut ternyata ada temanku yang selalu memotivasi, selalu memberiku semangat untuk bangkit kembali, membuka lembaran-lembaran baru. Mengikhlaskan apa yang telah pergi, memberikan tempat terbaik agar kenangan itu tidak menghantui setiap hari. Dengan berbagai cara dia menghiburku tapi hati ini masih berontak, masih belum bisa melupakan sepenuhnya.

Belum sembuh dari luka lara, ku coba untuk membuka hati kembali. Mendekati teman kampus. Tapi tindakan tersebut adalah sia-sia, karena masih ada cerita lama yang belum terkuburkan dengan semestinya. Bukannya tambah bangkit dari luka ternyata bertambah lara hati. Perjalan cinta yang pilu membuatku untuk berhati hati dalam membuka hati, karena hati ini mudah untuk mencintai, mudah memberikan apa saja untuk orang yang dicintai tanpa memikiirkan efek kedepannya.

Mencoba mengikuti kajian-kajian yang ada di jababeka, salah satunya kajian di masjid Tropikana, alhamdulilah disana bisa mendengarkan Kajian dari Ustadz Salim A Fillah, lalu dari Kang Abay juga ada. Sempat mengikuti kajian yang disampaikan kang Abay. Alhamdulilah dari motivasi beliau ternyata dari yang salah dengan diriku,. Diriku selama ini menuhankan cinta, terlalu mencintai makhluk Allah, sampai menduakan-Nya.

Setelah mengikuti kajian dari kang Abay mencoba kembali mendekati seorang wanita, namun dia menolak dengan halus, betapa perasaan ini naik turun tak menentu. Sempat dalam hati berpikir kenapa harus menjalani takdir seperti ini.

Tepat tanggal 30 bulan Agustus, kamu mengirimkan pesan WA dan isinya fotomu bersama suamimu, Foto pernikahan kamu dan suamimu. “ Mas, ini foto pernikahanku sama suamiku, alhamdulilah berjalan di KUA Boyolali dengan lancar” katamu dalam pesan tersebut.

Tak lama kemudian aku ingat jelas saat kamu memutuskan hubungan kita tepat di tgl 14 Februari lalu. Satu sisi harus kehilangan seorang yang dicintai, satu sisi harus senang, karena ada yang menunaikan sunnah untuk melakukan pernikahan.

Halaman Selanjutnya
img_title