7 Kebiasaan Buruk Kaum Millenials Di Dunia Kerja Yang Tidak Patut Ditiru. Bisa Bikin Reputasi Jelek!
- https://www.pexels.com/@fauxels
Olret –7 Kebiasaan Buruk Kaum Millenials Di Dunia Kerja Yang Tidak Patut Ditiru. Bisa Bikin Reputasi Jelek!
Kaum Millenial adalah Mereka yang lahir pada tahun 1981 hingga 1996. Sehingga kaum ini bertumbuh bersama kemunculan dan perkembangan teknologi.
Jadi, wajar jika generasi Millenial cukup akrab dengan teknologi dan bisa memanfaatkannya dengan baik untuk kehidupan sehari-hari.
Kaum ini juga disebut sebagai kaum yang membawa banyak perubahan besar di segala aspek kehidupan. Hal ini juga terkait dengan perkembangan teknologi yang hadir bersama tumbuh kembang mereka.
Namun, dibalik banyak kelebihannya, kaum millenials juga memiliki beberapa kekurangan, khususnya di dunia kerja. Nah, apa saja itu? Buat kamu yang membaca dan generasi Z selanjutnya, lebih baik jangan ditiru ya.
1. Selalu Posting Segala Hal Di Media Sosial
Media Sosial adalah gebrakan yang besar untuk umat manusia. Perkembangan media sosial ini memang sangat pesat, terlebih ketika Kaum Millenials memasuki dunia kerja.
Hal ini membuat kaum millenials mempunyai satu kebiasaan buruk. Mereka cenderung sangat senang membagikan segala sesuatu termasuk pekerjaan di media sosial. Padahal citra media sosial juga sedikit banyak akan mempengaruhi citramu di dunia nyata dan kerja. Jadi, harus diwaspadai, ya.
2. Mengandalkan Relasi Orang Tua Untuk Bekerja
Memiliki privilege orang tua yang punya banyak relasi pekerjaan, memang menjadi hal yang menguntungkan. Namun, saat kamu selalu menggunakan privilege ini, justru membuatmu tidak profesional.
Jadi, saat mencari kerja nanti, coba jangan menjadikan orang tua sebagai rujukan. Kamu bisa meminta bantuan relasimu sendiri seperti teman atau kenalan untuk mendapatkan pekerjaan yang tepat.
3. Terlalu Menuntut dan Egois
Kebiasaan buruk lain kaum millenials di dunia kerja adalah memiliki sikap terlalu menuntut dan egois. Selain itu, lebih banyak bicara daripada mendengarkan orang lain.
Hal ini mungkin terjadi karena kaum Millenials merasa lebih tahu (soal teknologi) daripada pendahulu atau seniornya. Selain itu, kemampuan mereka yang lebih mudah menyerap informasi membuatnya selalu mendebat apa yang disampaikan. Merasa paling benar dan tidak mau mengakui kesalahan.