Lebih Baik Pernah Jatuh Cinta Lalu Patah Hati, Daripada Gak Pernah Jatuh Cinta

Jatuh Cinta dengan Lelaki yang Salah
Sumber :
  • U-Repot

OlretCinta itu indah, Ia menjadi indah. Bukan hanya karena ia mampu membuat kita tertawa, Tetapi justru karena ia mampu membuat kita menangis. Cinta itu indah, sayang bila kita tidak pernah merasakan. Tawa dan tangisnya. Bahkan lebih baik kita pernah jatuh cinta Lalu patah hati, Daripada belum pernah merasakan cinta. Sama sekali.

Legenda Chelsea Sedih Melihat Arsenal Sekuat Sekarang
Menikah Dulu atau Bantu Orang Tua? Ini Jawaban Ustadz Adi Hidayat

Cinta itu indah karena di sana kita bisa menangis, apakah kau masih takut jatuh cinta hanya karena takut untuk terluka?

Pernah Berzina, Apakah Calon Suami Harus Mengetahuinya?

Cinta, Mereka Mungkin Tak Merestui Kita Tapi Gemuruh Cinta Kita Berdua Tak Akan Pernah Dikalahkan Semesta.

Kita merindu dalam bisu. Meraung sebab cinta yang dibendung. Kita menjaga rasa, namun membohongi semesta. Kita berpeluk dengan hati yang remuk. Mengapa harus aku, yang mereka tidak sukai?  Membuat jarak kita dibatasi, dan rindu harus selalu diatasi.

Di mata mereka, apakah aku laki-laki yang nista? Apakah tak pantas aku menjadikanmu belahan jiwa? Ya, mereka memang lebih berhak untuk kau patuhi. Aku hanya seorang asing yang mencintaimu dengan bising.  Yang tak peduli melawan arah demi membuat bahagiamu merekah. Namun kumohon kau jangan menyerah. Dan membuatku kuat untuk tak pernah kalah.

Cinta, mereka mungkin tak merestui kita. Tetapi gemuruh rindu kita berdua tak akan pernah dikalahkan oleh semesta. Tetaplah berdoa dengan harap kau bentangkan. Suatu hari nanti, kita pasti bersama, berdua menjalani kehidupan. Sampai nafas tidak lagi bisa dihembuskan.

Kalian sudah saling cinta dan menyayangi. Namun bila orang tua tidak menerima, masih kah ingin kau memperjuangkannya?

Kini Sisa-Sisa Kebersamaan Itu Kukumpulkan Dalam Sepi. Membebaskan Semua yang Kamu Hancurkan Seorang Diri.

Sore itu, cerah dan rindang. Kita saling memandang. Senyummu, mengalahkan angin. Sejuk dan menggugah semua ingin. Kaulah alasan mengapa aku terburu-buru menjemputmu yang menunggu. Kaulah alasan mengapa aku menuntaskan semua hal lebih cepat. Hanya untuk mendekap erat kerinduan yang semakin lama semakin menguat.

Sore itu, canda kita berdua di dengar pepohonan dan rindang daun. Renyah tawamu masih terekam. Terkenang sampai jauh malam. Kini, sisa-sisa kebersamaan itu kukumpulkan dalam sepi. Membereskan semua yang kau hancurkan seorang diri. Sendiri, melihatmu dari kejauhan sebagai hati yang masih mencintai namun tak lagi dicintai.

Halaman Selanjutnya
img_title