5 Trik Sukses Mengatasi Anak Tantrum, Nomer 3 Banyak Dilanggar!

Ilustrasi anak sedang tantrum
Sumber :
  • https://www.pexels.com/@Trần-Long-3093985

Orlet - Suka pusing pastinya ketika menghadapi anak tantrum. Biasanya dialami oleh anak-anak usia 0-5 tahun. Tantrum sendiri merupakan suatu kondisi dimana seorang anak dalam keadaan marah, emosinya meledak, sulit untuk ditenangkan, berteriak, menjerit-jerit, menangis, membangkang bahkan sampai melukai diri mereka sendiri.

Mengungkap Tabir Kerasukan: Benarkah Muntah Saat Ruqyah Selalu Tanda Jin?

Sabar adalah kunci utama menghadapinya. Walau bagaimanapun anak-anak belum paham bahwa perbuatan mereka tersebut merugikan. Mereka hanya berusaha menyalurkan perasaan. Jadi, memarahi anak yang sedang tantrum bukan pilihan bijak.

Dilansir dari akun instagram @fikifransischadewi terdapat lima cara jitu mengatasi si kecil yang sedang tantrum. Mau tahu bagaimana, simak selengkapnya di bawah ini.

Bukan Lagi Sekadar Aktor: Perjalanan Emosional Reza Rahadian di Balik Layar Lewat Film Debut "Pangku"

1. Kesepakatan

Bunda bisa melakukan kesepakatan dengan buah hati sebelum melakukan sesuatu serta dalam segala hal. Biasakan membuat kesepakatan dengan si kecil, sebagai contoh boleh bermain diluar setelah membereskan mainan yang berserakan di dalam rumah, saat hendak berkunjung ke pusat perbelanjaan hanya boleh membeli satu jenis mainan, dan masih banyak lagi. Ajarkan anak untuk memahami bahwa apa yang telah disepakati tidak boleh dilanggar.

Kenapa Cewek Suka Diajak Ribut? Membongkar Rahasia Vulnerability Pria dalam Hubungan

2. Jangan Kalah

Setiap orang tua dalam menyikapi anak yang dilanda tantrum tentu berbeda-beda bukan? Jangan sampai orang tua kalah dari anak sehingga buah hatilah yang mengatur orang tua padahal harusnya berkebalikan. Orang tualah yang wajib mengatur anak, terlebih mereka masih anak kecil yang masih perlu mendapatkan bimbingan.

3. Ajarkan Sabar

Biasanya daripada ribet anak menangis tiada henti, orang tua lebih memilih menuruti semua keinginan anak. Sikap tersebut justru berbahaya karena bisa menanamkan dalam pikiran si kecil bahwa cukup dengan menangis keras, membangkang pasti apa yang dia inginkan bisa dia dapatkan.

Jangan terburu-buru memberi yang anak mau. Biarkan mereka terbiasa bersabar untuk menunggu. Bisa jadi malah kemudian si kecil akan melupakan keinginannya. Mereka perlu mengerti bahwa tidak semua yang mereka mau dapat dimiliki.

4. Regulasi Perasaan Anak

Sering sekali kita melihat para orang tua berusaha mengalihkan perhatian anak yang sedang rewel, kecewa, sedih, menangis kepada hal-hal yang dianggap cukup sukses untuk mengatasi perasaan tersebut.

Halaman Selanjutnya
img_title