Mario Dandy Nangis saat Reka Ulang, Ini 5 Pentingnya Menangis Menurut Peneliti
- Julio Trisaputra/tvOnennews.com
Karena kesedihan dan ketidakberdayaan sering kali berkaitan, disarankan agar memperlihatkan air mata akan meningkatkan persepsi ketidakberdayaan individu, sehingga mengarah pada kemauan yang lebih besar untuk membantu orang tersebut.
Beberapa peneliti juga mengklaim bahwa orang yang menangis dan menangis adalah sering dianggap lebih menyenangkan dan kurang agresif yang menjelaskan mengapa orang yang menangis biasanya menerima lebih banyak simpati dan kasih sayang.
2. Menenangkan diri
Jadilah bahu untuk menangis, jika perlu
- U-Repot
Menurut Gracanin et al dalam penelitian dengan judul Meaning and importance of weeping. New Ideas in Psychology, pada halaman 47, 72-76.), proses biologis mungkin paralel dengan proses penilaian kembali yang sejalan dengan tangisan, yang mengarah pada regulasi homeostatis.
Disarankan bahwa air mata yang mengalir di pipi mungkin memiliki efek memijat yang dapat menyebabkan pelepasan endorphin. Alasannya adalah ketika kita menyentuh dan memijat kulit dengan lembut, kita merasa lebih baik karena endorphin yang dihasilkan dari kontak kulit yang lembut. Endorfin dikatakan menyebabkan sensasi yang menenangkan serta analgesia.
Contoh lain untuk mendukung klaim ini adalah kontak air pada kulit selama mandi telah diusulkan untuk pengobatan depresi karena kemampuannya untuk melepaskan endorfin.
3. Melampiaskan perasaannya
Menangis Ingin Menikah
- Tangkapan layar TikTok
Lebih sering daripada tidak, seseorang menangis untuk melampiaskan perasaannya. Beberapa orang menangis karena sedih, stres, frustrasi atau bahkan bahagia. Beberapa peneliti kemudian menyarankan bahwa menangis adalah cara untuk mengungkapkan perasaan seseorang, bukan menekan perasaan tersebut dan mengurangi intensitas perasaan tersebut.
Orang biasanya melaporkan bahwa mereka menerima rasa kepuasan ketika mereka dapat mengekspresikan emosinya melalui tangisan. Ini sangat sejalan dengan konsep katarsis, yaitu pembersihan emosi atau pelepasan ketegangan emosional.
Dipopulerkan oleh teori psikodinamika, tangisan katarsis dikatakan sebagai metode untuk melepaskan ketegangan dan membiarkan emosi negatif yang tersumbat dilepaskan. Dalam studi produk susu oleh Frey et al. (1983), mayoritas peserta melaporkan bahwa mereka mengalami penurunan emosi negatif setelah mereka menangis.
Efek tangisan katarsis ini juga sejalan dengan pandangan Radcliffe Brown (1922) tentang ritual menangis di pemakaman di mana tangisan bisa terjadi. dilihat sebagai cara bagi pelayat untuk mendapatkan kepuasan emosional dari menangis dan kemudian kembali ke masyarakat dan melanjutkan aktivitas sehari-hari.