Dampak Psikologis Bullying bagi Mahasiswa, Sering Diremehkan Karena Nggak Kelihatan Bentuk Sakitnya

bullying
Sumber :
  • pinterest

Olret – Masa kuliah sering disebut sebagai masa paling seru dalam hidup penuh kebebasan, pengalaman baru, dan pencarian jati diri. Tapi sayangnya, tak semua mahasiswa bisa menikmati masa ini dengan bahagia.

Cara Mengatasi Rasa Kesepian di Tengah Rutinitas Sehari-hari, Cocok Buat Perantau

Di balik hiruk pikuk kehidupan kampus, ada sebagian mahasiswa yang diam-diam memikul luka akibat bullying.

Ya, bullying ternyata bukan cuma urusan anak sekolah. Di lingkungan universitas, bentuknya bisa lebih halus tapi tetap menyakitkan mulai dari sindiran, pengucilan, body shaming, gosip jahat, perundungan di media sosial, hingga tekanan dari senior atau organisasi.

Lebih dari Status dan Gaji Mapan: Cara Bilal Faranov Mendefinisikan Ulang Sukses di Usia 20-an

Yang bikin berbahaya, dampaknya sering tak kasat mata, tapi pelan-pelan menggerogoti kesehatan mental korbannya.

1. Kepercayaan Diri Runtuh, Harga Diri Terkikis

Game Android Edukasi: Belajar Sambil Bermain untuk Anak

Ejekan, hinaan, atau perlakuan merendahkan bisa membuat mahasiswa kehilangan rasa percaya diri. Mereka mulai mempertanyakan nilai diri sendiri, merasa tidak cukup pintar, tidak cukup menarik, atau bahkan tidak layak untuk diterima di lingkungannya.

 Penelitian dari Journal of Adolescent Health menunjukkan bahwa korban bullying di usia kuliah memiliki risiko lebih tinggi mengalami low self-esteem dan kesulitan membangun relasi sosial yang sehat. Padahal, masa kuliah adalah waktu penting untuk tumbuh dan mengembangkan potensi diri.

2. Kecemasan dan Stres Tak Berujung

Bayangkan harus datang ke kampus setiap hari dengan rasa was-was takut bertemu pelaku, takut jadi bahan omongan, atau takut dikucilkan. Kondisi seperti ini bisa memicu kecemasan berlebih dan stres berkepanjangan.

Gejalanya bisa bermacam-macam mulai dari sulit tidur, mudah panik, kehilangan fokus, hingga sering merasa lelah secara mental. Dalam jangka panjang, stres kronis ini bisa menurunkan daya tahan tubuh dan berdampak pada kesehatan fisik.

3. Depresi dan Rasa Terasing dari Lingkungan

Banyak korban bullying yang akhirnya memilih diam, merasa sendirian, bahkan enggan bergaul dengan teman-temannya. Rasa takut dan malu membuat mereka menutup diri dari lingkungan sosial.

Jika dibiarkan, kondisi ini bisa berkembang menjadi depresi. Mereka kehilangan semangat belajar, kehilangan minat pada hal-hal yang dulu disukai, dan merasa hidupnya tak berarti. Studi dari Psychological Medicine menemukan bahwa mahasiswa korban bullying dua kali lebih rentan mengalami depresi dibandingkan mereka yang tidak mengalaminya.

Halaman Selanjutnya
img_title