Cintaku Sederhana, Hanya Ingin Mengobati Lukamu, Keluh Kesahmu dan Membuat Kamu Nyaman Di Sampingku
- shutterstock
Olret – Cinta yang kumiliki memanglah hanya sederhana. Tak seperti cinta dia yang kamu harapkan, namun berakhir dengan membuat kamu terluka.
Ya. Kita memang bertemu saat kamu sedang patah hati. Kamu terlihat begitu sakit, putus asa dengan hidupmu dan berpura-pura tegar. Padahal aku bahkan tahu bahwa kamu sedang tidak baik-baik saja dan senyuman itu memang jelas palsu sekali.
Namun entah kenapa, tatapan matamu yang sendu, helaan napasmu yang seolah menyimpan seribu beban, membuatku tertarik untuk mendekati. Hingga tanpa kusadari, cinta sederhana itu mulai bersemayam dalam hatiku.
Ada keinginan untuk mengobati lukamu, menjadi tempat keluh kesahmu dan membuat kamu nyaman saat bersamaku.
1.Mungkin Tuhan Menjadikan Aku Sebagai Pengobat Lukamu. Karena Itu, Kita Dipertemukan Saat Kamu Baru Saja Terluka Karena Cinta.
Aku sudah memperhatikan sejak kamu menghabiskan gelas es untuk yang ketiga kalinya. Dagu yang menopang di atas tangan, wajah yang kusut dan masih terlihat habis menangis dan mata yang jelas tak menampakkan kebahagiaan.
Membuat dirimu menarik rasa simpatiku untuk mendekati. Sejak awal aku sudah yakin, kamu memang sedang ada masalah atau baru putus hubungan dengan kekasihmu.
Hingga sapaan "hey" membuat kamu baru sadar kehadiranmu yang sudah duduk di dekatmu. Awalnya kupikir kamu akan menolak kehadiranku dan menjauh. Namun ternyata kamu justru menyambut. Seolah kamu melihatku sebagai malaikat yang Tuhan kirimkan untuk mengobati segala lukamu itu.
2. Aku Tidak Tahu Sejak Kapan Rasa Simpati Itu Berubah Menjadi Cinta Yang Sederhana. Sejak Pertemuan Yang Semakin Sering Ataukah Memang Sejak Pertama Kali Aku Melihatmu.
Kuakui, selain rasa penasaran atas luka yang begitu terlihat di wajah sedihmu. Hal membuatku tertarik untuk mendekati, karena tiba-tiba muncul perasaan aneh yang memaksa diriku untuk mendekat.
Apakah rasa simpati itu berubah jatuh cinta atau memang aku yang jatuh cinta sejak pandangan pertama. Entahlah.
Aku hanya tahu, jika semakin seringnya pertemuan kita membuatku mulai merasa rindu saat tak segera berjumpa. Rasanya senang saat kamu mencurahkan segala isi hatimu bahkan rasa sakitmu. Seolah setelah mengungkapkan segala hal itu, kamu merasa lebih baik dan lebih nyaman.