Dibalik Kebahagianmu Bersamanya, Aku Masih Terpuruk Dengan Semua Ini

Bahagia
Sumber :
  • tiktok

Olret – Kau tahu. Tempo hari dalam liburan ku bersama keluarga di daerah Bandung Selatan, dengan panorama bebukitan yang menentramkan, di bumbui lukisan hamparan kebun teh yang menyejukkan, rupanya masih belum mampu membuat jiwa ini siuman, jiwa ini masih tak sadarkan diri semenjak kau tinggalkan.

Peran Ayah Dalam Perkembangan Kecerdasan Emosional Anak

Kau tahu, disana ayah bercerita tentang kunang-kunang. Mahluk yang katanya begitu istimewa, tapi kini telah tiada, yang tersisa hanya kenang. Dan Ayah bilang, mereka para pecinta kunang-kunang hanya mampu ikhlas merelakan kekasih hatinya yang telah hilang.

Lemah sekali bukan, mereka hanya bisa pasrah melihat kenyataan, lalu dengan bangga berseloroh cerita kepada kita-kita anak muda, bahwa cinta sejati itu adalah mengikhlaskan, terdengar terlalu naif rasanya bukan.

Mengorbankan Kecantikan Demi Ekonomi: Kisah Pilu Melda Safitri, dari Gadis Menawan Jadi Ibu yang Tak Mampu Mengurus Diri

Atau memang Iya, bahwa seorang pecinta ulung adalah dia yang bukti cintanya adalah kerelaan, dalam kehilangan, dalam penantian, dalam kesabaran.

Jika begitu, lalu mengapa sampai saat Ini aku masih belum sanggup merelakan, padahal rasanya dalam hidup ini, tak pernah ada orang yang mendapatkan cintaku melebihimu. Bahkan aku yakin, akulah orang yang paling megah mencintaimu.

Vino G. Bastian: Antara Legacy Wiro Sableng, Cinta Abadi, dan Perjalanan Spiritual Sang Aktor Kimia

Hingga untuk merelakan mu, aku masih belum tau apakah aku akan mampu.

Menurut ku bukti mencintai adalah berusaha memiliki, bukti mencinta adalah berada disampingmu dalam bingkai bahagia.

Tapi ayah bilang, itu bukan cinta, itu adalah nafsu. Yng aku cintai sebenarnya hanya diriku sendiri, yang gaboleh ditinggal pergi, yang gabisa dibiarkan sendiri. Dan mereka, para pujangga dengan kunang-kunang nya tidak seperti itu.

Jika waktu memang mengharuskan kunang-kunang pergi, kemudian hilang tak pernah kembali, maka mereka para pencinta akan senantiasa bahagia, sebab sesak kehilangan itu adalah resdiu dari megahnya rasa cinta yang mereka bangun, ada kepuasan yang membahagiakan.

Semakin dalam mereka tenggelam dalam lautan sesak, mereka akan semakin bahagia. Sebab mereka telah memberikan seluruhnya untuk yang mereka cinta.

Itulah kata-kata ayah yang sampai saat ini masih belum ku pahami, ditengah umbaran potret bahagia sebagai pengantin baru yang kau upload pada akun media sosialmu, aku menulis ini. Masih tentang mu, dan dengan sesak ku.

Halaman Selanjutnya
img_title