Menilik soal Laki-laki Gondrong yang Dilabeli Preman di Kampung Saya

Ilustrasi laki-laki berambut panjang.
Sumber :
  • Pixabay

Kondisi demikian, jelas merusak toleransi terhadap sesama yang hanya melihat orang gondrong hanya dari penampilan saja. Tanpa mereka mengerti bahwa sebenarnya mahasiswa yang berambut gondrong itu, justru mendapat julukan emas di kampus sebagai mahasiswa yang penuh kritik, sifat senioritas telah melekat dalam dirinya yang tentu mendapat penghormatan dari mahasiswa lain di kampus. Tetapi, beda halnya di kampung saya, justru julukan orang berambut gondrong adalah sebagai seorang preman, pencuri ayam dan penjaga hutan yang tidak mampu merawat tubuhnya.

4 Kegiatan Pagi yang Sering Dikaitkan Dengan Umur Panjang

Anggapan seperti inilah yang mendorong saya untuk ikut juga berambut gondrong, meskipun saya tahu kalau pasti mendapat cemooh dari orang-orang. Ada anggapan bahwa sudah terpengaruh dengan teman-teman yang gondrong itu. Ya, memang terjadi banyak semprotan kata-kata yang datang baik dari anggota keluarga sendiri maupun orang lain. Sehingga, permintaan untuk cukur rambut tidak henti-henti masuk di telinga saya.

Sebenarnya, bagi saya anggapan seperti itu tidak apa-apa juga sih, karena nasihatnya itu juga yang terbaik menurut versi dan pengetahuannya. Pada dasarnya, mereka menginginkan agar saya untuk berpenampilan menarik dan bersih, seperti penampilan para anak kantoran dan yang ada di film-film. Karena pada faktanya, film sinetron sering menampilkan penokohan jahat kepada mereka yang berambut gondrong dan bertato. Apalagi di kampung saya, masyarakatnya termasuk pecinta sinetron dan tidak sedikit juga sudah menjadi korban film sinetron.

Bagaimana Tidur Setelah Pukul 11 Malam Diam-Diam Dapat Merusak Tubuh?

Bukan berarti saya tidak cinta pada kampung saya atau ingin mencari-cari kekurangan dari kampung saya itu. Justru karena saking sayangnya saya sehingga kita perlu untuk membuka wawasan secara objektif, kita sebagai manusia tentu tidak boleh menjustifikasi seseorang yang berbeda dengan kelompok kita. Baik itu persoalan suku, agama, penampilan dan golongan.

Walaupun, saya sadari betul kalau di kampung saya masih terikat kuat dengan kultur, budaya, agama dan keluarga dalam satu ikatan dari nenek moyang yang sama. Semacam tidak ada orang lain yang tinggal di kampung saya, dan kalaupun ada tentu mereka harus dapat mengikuti kultur yang sudah tertanam lama itu. Begitu pun dengan penampilan orang gondrong, faktanya bahwa di kampung saya tidak ada orang-orangnya yang gondrong. Maka wajar saja, jika ada yang berambut gondrong akan dilabeli pada dirinya sebagai tindakan penuh kriminalitas termasuk saya juga merasakannya.

Halaman Selanjutnya
img_title
Ingin Ganti Warna Rambut Tapi Bingung Pilih yang Mana? Yuk, Cari Tahu yang Paling Cocok Buat Kamu!