Pesona Jogja Bikin Candu: 3 Hari 2 Malam Jelajah Malioboro Hingga Candi Megah
- Viva/Idris Hasibuan
Olret – Jogja itu memang istimewa. Ada yang bilang, kota ini terbuat dari "Rindu", "Pulang", "Angkringan", dan "Nostalgia". Dan rasanya, tak ada yang salah dengan ungkapan itu.
Bagi siapa pun yang pernah tinggal, belajar, atau sekadar singgah sebentar di kota ini, pasti akan merasakan getaran magisnya. Kota pelajar, budaya, dan seni ini memang selalu berhasil menawan hati dan membuat mereka yang pernah merasakan pelukannya tak bisa berhenti merindukannya.
Di mana lagi kita bisa duduk bersila menikmati nasi kucing ditemani kidung merdu dari musisi jalanan? Klise memang, tapi memang hanya di Jogja kamu bisa menemukan kehangatan seperti itu. Jogja selalu menyimpan cerita istimewa bagi setiap jiwa yang pernah menyentuhnya.
Berbagai destinasi wisata yang memesona membuat para pelancong ingin kembali ke kota gudeg ini. Sebut saja Candi Prambanan yang berdiri megah, Keraton yang kental dengan nuansa Jawa kuno, atau deretan pantai di selatan yang menawan.
Nah, kali ini, mari kita intip catatan perjalanan 3 Hari 2 Malam di Jogja, ala backpacker yang hemat tapi tetap penuh petualangan. Siap-siap dibuat ingin segera mengepak ranselmu!
Sabtu, 20 Juli 2019: Kehangatan Malioboro dan Reuni Manis di Tengah Malam
Kawasan Malioboro Yogyakarta
- Viva/Idris Hasibuan
Pagi itu, dengan semangat membara, saya meluncur dari Jakarta. Demi menghemat waktu, moda transportasi udara jadi pilihan utama. Hanya 55 menit penerbangan, dan voila! Pukul 08.35 saya sudah menginjakkan kaki di tanah Jogja.
Tips kecil untuk para backpacker: gunakan TransJogja dari bandara menuju pusat kota. Selain hemat, kamu juga bisa langsung merasakan keramahan warga Jogja jika tersesat dan butuh petunjuk arah.
Setibanya di Malioboro, alunan musik Jawa langsung menyambut, menciptakan suasana yang adem ayem di hati. Kawasan ini memang surga bagi backpacker! Banyak destinasi yang bisa dijelajahi tanpa perlu menguras dompet.
Mulailah petualanganmu dengan berjalan kaki di sepanjang Malioboro. Nikmati hiruk pikuk pasar batik tradisional hingga modern, kunjungi museum jika kamu pencinta sejarah, dan jangan lewatkan jajanan kaki lima yang menggoda di malam hari.
Pastikan juga untuk berfoto di berbagai landmark ikonik Malioboro, dari Titik Nol Kilometer hingga gerbang Keraton Yogyakarta yang megah.
Alun-Alun Kidul Yogyakarta
Di sana, saya bertemu teman lama dari Kebumen, dan kami larut dalam obrolan panjang, bertukar cerita tanpa gadget di tangan. Momen berharga seperti ini, di mana nostalgia lebih penting dari sekadar foto, akan selalu tersimpan indah dalam sanubari. Kapan kamu akan nostalgia di Warung Nostalgila?
Minggu, 21 Juli 2019: Megahnya Candi dan Kelezatan Angkringan
Candi Prambanan Yogyakarta
- Viva/Idris Hasibuan
Pagi kedua di Jogja, pastikan kamu sudah booking hotel di area wisata agar mudah menjelajah. Saya sendiri menginap di hotel yang hanya dua menit berjalan kaki dari Tugu Yogyakarta yang ikonik. Banyak pilihan hotel di Jogja, jadi manfaatkan aplikasi booking dan sesuaikan dengan budget-mu!
Setelah sarapan di hotel, petualangan berlanjut ke Candi Plaosan. Meski tak semegah Prambanan, Candi Plaosan menawarkan keindahan yang epik dan layak "dicumbui". Terletak di Desa Bugisan, Klaten (sekitar 1,5 km timur Candi Sewu), kompleks candi ini terbagi menjadi Plaosan Lor dan Plaosan Kidul.
Pahatan reliefnya begitu halus dan rinci, mengingatkan kita pada kemegahan Borobudur atau Candi Sewu. Dan kabar baiknya, HTM-nya gratis, cukup bayar parkir Rp2.000 saja!
Tak jauh dari Plaosan, inilah saatnya menyambangi primadona Jogja: Candi Prambanan. Candi Hindu terbesar di Indonesia ini adalah salah satu warisan dunia UNESCO dan candi terindah di Asia Tenggara.
Arsitekturnya yang tinggi dan ramping, dengan Candi Siwa setinggi 47 meter menjulang di tengah kompleks, benar-benar memukau. Rasakan kemegahan sejarah yang terpancar dari setiap batu candi ini. HTM-nya Rp40.000, dengan parkir motor Rp3.000
Sebelum melepas lelah dengan tidur nyenyak, tak lengkap rasanya jika tak mampir ke angkringan! Inilah ciri khas Jogja yang paling otentik. Nikmati seporsi nasi kucing, sate-satean, dan minuman hangat dengan harga yang sangat terjangkau.
Rasakan suasana Jogja yang sederhana namun penuh kehangatan di setiap sudut angkringan.
Senin, 22 Juli 2019: Keliling Dunia di Kaki Merapi dan Oleh-oleh Bakpia Manis
Merapi Park Jogjakarta
- Viva/Idris Hasibuan
Hari terakhir petualangan di Jogja dimulai dengan perjalanan menuju Merapi Park Landmark. Dari pusat kota, kami mengikuti Google Maps selama 50-60 menit menuju Kaliurang. Begitu memasuki kawasan wisata Merapi, hawa dingin khas pegunungan langsung menyapa, meski di tengah terik matahari.
The World Landmarks Merapi Park Jogja sangat menarik bagi para pemburu foto instagrammable. Di sini, kamu bisa menemukan replika landmark ikonik dari berbagai negara.
Meskipun beberapa landmark berdekatan, kreativitasmu akan diuji untuk menghasilkan foto terbaik! Dengan HTM Rp20.000 (belum termasuk retribusi masuk kawasan Rp4.000), tempat ini cocok untuk menutup liburanmu dengan gaya yang unik.
Sebelum kembali ke kota asal, jangan lupa membawa oleh-oleh khas Jogja! Mampirlah ke Jalan KS Tubun Yogyakarta. Di sana, kamu bisa menemukan berbagai jenis Bakpia segar untuk dibawa pulang. Rasanya yang manis dan legit akan menjadi pengingat manis akan petualanganmu di Jogja.
Bagaimana? Tertarik untuk segera mengepak ransel dan merasakan sendiri keistimewaan Jogja? Rindu itu memang selalu ada, dan Jogja selalu siap menyambutmu pulang.