Butuh Oleh-oleh Khas Yogyakarta? Datang Saja ke Pasar Beringharjo

Pasar Bringharjo Yogyakarta
Sumber :
  • instagram
Lebih dari Sekadar Sopan Santun: Aturan Emas Etika Sosial Islami yang Menjaga Hati

Tips Berbelanja di Pasar Beringharjo

Lebih dari Sekadar Sopan Santun: Etika Sehari-hari yang Menjauhkan Kita dari Adab Setan!
Menguak Rahasia Hidup Paling Berkah: Bukan Hanya Ibadah, Adab adalah Kuncinya!

Umumnya, berbelanja di Pasar Beringharjo sama halnya dengan berbelanja di pasar tradisional lainnya. Namun jika kamu pertama kali datang kesini, maka tips ini akan sangat membantu kamu saat berbelanja di Pasar Beringharjo.

Pertama, sebisa mungkin kamu menggunakan bahasa Jawa saat berinteraksi dengan pedagangnya. Dengan menggunakan bahasa Jawa, kamu dan penjual akan terasa lebih akrab. Hal ini akan membuat sang penjual mengira kamu sebagai warga lokal, sehingga penjual pun tidak akan memberikan harga yang tinggi untuk dagangannya.

Kedua, kamu harus bisa menawar harga. Tawaran harga di pasar tradisional sangat lumrah, tetapi jumlah harga tawaran yang kamu ajukan haruslah semanusiawi mungkin.

Ketiga, belilah barang dengan jumlah grosiran. Membeli banyak barang oleh-oleh dengan harga grosir akan lebih murah dibandingkan membeli dengan harga satuan.

Fasilitas Pasar Bringharjo

Bangunan permanen pada Pasar Beringharjo ini terdiri atas 4 lantai, dengan luas tanah sebesar 2,5 hektar. Lantai pertama menyediakan batik-batik yang bermacam-macam, seperti batik batik tulis atau pun batik cap. Dengan keindahan motif batik ditambah dengan model pakaian yang cukup bervariatif, membuat para pengunjung sibuk dan bingung saat memilih batik-batik tersebut. Tidak hanya batik, lantai satu ini juga menyediakan aksesoris atau souvenir untuk oleh-oleh dengan harga yang miring.

Lantai 2 menyediakan aneka rempah-rempah untuk jamu dan bahan baku makanan. Sedangkan lantai tiga menyediakan aneka barang-barang antik seperti radio jaman dulu, mesin ketik, mesin jahit, dan barang antik lainnya. Di lantai 4, kamu bisa menemukan berbagai kerajinan tangan tradisional Yogyakarta. Harga dari kerajinan-kerajinan tersebut tentu saja akan sesuai dengan kualitasnya, baik itu dari segi keindahan maupun kerumitan pembuatannya.

Sejarah Pasar Bringharjo

Pasar Beringharjo disematkan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Saat itu, beliau menginginkan nama semua tempat, gedung, dan instansi-instansi menjadi berbahasa Jawa. Nama Beringharjo sendiri berasal dari kata ”Bering” yang berarti pohon beringin, dan “Harjo” yang berarti kesejahteraan. Dengan harapan, nama “Beringharjo” ini mampu meneduhkan atau mengayomi seperti pohon beringin sekaligus memberikan kesejahteraan.

Halaman Selanjutnya
img_title