7 Fakta Soal Program Makan Siang Gratis Bernutrisi Di Jepang. Ternyata Segini Anggarannya!

Ilustrasi makan siang gratis di Jepang
Sumber :
  • Indofood

Konsep ini dikenal dengan konsep Shokuiku. Beberapa sekolah bahkan menyediakan tayangan harian tentang komponen nutrisi dari makan siang hari itu dan melibatkan siswa dalam kegiatan belajar yang menyenangkan tentang nutrisi.

Bingung Mulai dari Mana? Ini 5 Rekomendasi Novel Haruki Murakami yang Cocok untuk Pemula

5. Siswa dan Guru Terlibat Dalam Persiapan Program Makan Siang Gratis

Bukan hanya belajar soal makan siang. Namun, dalam proses penyiapannya, siswa juga ikut serta. 

Ketika Soimah "Blunder": Mengapa Pengakuannya Bisa Dianggap Melanggengkan Patriarki

Setiap hari ada sekelompok siswa yang bertugas sebagai petugas makan siang, yang bertanggung jawab untuk mengambil makanan dari dapur, menyajikannya di kelas, membersihkan peralatan, dan membuang sampah. 

Siswa yang bertugas sebagai petugas makan siang akan mengenakan celemek, topi, dan sarung tangan, serta memeriksa suhu dan kualitas makanan sebelum disajikan. Sedang siswa yang tidak bertugas, menyiapkan meja kursi untuk makan. 

Blue Lock Chapter 313: Pertarungan Jepang vs Nigeria Dimulai, Isagi Siapkan Gol Rahasia!

6. Program Makan Siang Gratis Terbatas Pada Gizi Yang Seimbang. Tapi Juga, Etika, Sosial, Emosional dan Intelektual 

Sebagaimana dijelaskan diatas program ini bukan hanya memastikan anak-anak mendapatkan gizi yang seimbang dan optimal. Tapi juga mendapatkan ilmu baru serta melatih aspek sosial dan emosional. 

Saat makan siang, siswa juga harus mengucapkan ‘itadakimasu’ sebelum makan dan ‘gochisousama’ setelah makan, sebagai tanda rasa hormat dan syukur atas makanan yang diberikan. 

Beberapa penelitian juga telah menunjukkan bahwa program makan siang di sekolah Jepang memiliki dampak positif bagi perkembangan siswa. 

7. Program Ini Berhasil Menurunkan Tingkat Obesitas, Gangguan Makan dan Mengoptimalkan Nutrisi Anak 

Program shokuiku telah membawa dampak positif bagi siswa, guru, dan keluarga. Ini termasuk peningkatan minat dalam nutrisi, kesadaran tentang makanan dan nutrisi, penurunan jumlah siswa yang melewatkan sarapan, serta peningkatan kualitas hidup secara keseluruhan.

Terbukti tingkat obesitas rendah dan gangguan makan teratasi dengan baik. Tentu saja, dengan mengoptimalkan nutrisi, pertumbuhan dan perkembangan anak bisa pesat.