Manfaat Susu Kedelai dan Kadar Estrogen Lengkap Dengan Penjelasannya

Manfaat Susu Kedelai
Sumber :

Apakah Susu Kedelai Mengandung Estrogen

Photo :
  • -

Courtois: "Real Terlalu Buruk, Sementara Liverpool Sangat Bagus"

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa susu kedelai tidak termasuk estrogen tetapi mengandung fitoestrogen. Ini terutama hadir dalam tiga bentuk isoflavon: Daidzein, Genistein, dan Glycitein.

Penelitian menunjukkan bahwa jumlah isoflavon dalam susu kedelai (dan produk kedelai tambahan) dipengaruhi karena situasi pertanian, kultivar kedelai, dan pemrosesan. Namun, konsentrasi spesifik isoflavon dalam cangkir susu kedelai Anda, yaitu fitoestrogen, tidak mirip dengan estrogen.

Mikel Arteta Hanya Memberikan Pujian Kepada Pemain Muda Berbakat Arsenal

Estrogen vs Fitoestrogen

Estrogen adalah sekelompok hormon steroid, biasanya dikategorikan sebagai hormon seks wanita. Tiga estrogen signifikan yang disekresikan dalam tubuh wanita adalah Estrone (E1), Estradiol (E2), dan Estriol (E3). Yang paling terkenal adalah estradiol, juga dikenal secara ilmiah sebagai 17β-estradiol.

Van Dijk Menanggapi Legenda MU: "Jangan Terlalu Jauh"

Fitoestrogen adalah senyawa isoflavon dalam kedelai dan hormon tanaman nonsteroid yang secara struktural terkait dengan estrogen. Mereka dapat memaksa dua jenis  reseptor estrogen dalam tubuh, direalisasikan sebagai ERα dan ERβ,3 dan umumnya memilih yang terakhir dari dua reseptor tersebut.

Menurut penelitian, tubuh Anda mungkin bereaksi sama untuk atau berbeda ketika fitoestrogen menempel pada reseptor ini daripada ketika estrogen tidak. Misalnya, ketika estradiol menempel pada reseptor ERβ, diperkirakan untuk memfasilitasi pertumbuhan sel-sel kanker tertentu.

Namun ketika isoflavon tertentu berikatan dengan reseptor, diasumsikan bahwa mereka dapat menghalangi perkembangan sel-sel kanker tersebut.

Tidak Ada Hubungan yang Terbukti dengan Kanker

Sebagian besar penelitian yang mengaitkan konsumsi kedelai dengan peningkatan risiko kanker payudara dan jenis kanker lainnya dilakukan pada hewan laboratorium.

Namun, American Cancer Society (ACS) mencatat bahwa karena manusia memetabolisme kedelai lebih dari tikus, kesimpulan ini mungkin tidak berlaku untuk manusia. Selain itu, penelitian yang meneliti bagaimana kedelai mempengaruhi manusia tidak menunjukkan bukti kemungkinan ancaman.

ACS menegaskan bahwa karena penelitian tentang hubungan antara kedelai dan kanker masih berkembang, lebih banyak pemeriksaan diperlukan. Namun, seperti yang terjadi, kedelai tidak terjadi untuk menimbulkan risiko kanker.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kedelai mengurangi risiko kanker. Penelitian awal  menunjukkan bahwa fluktuasi hormon pada pria yang makan produk kedelai setiap hari dapat melindungi terhadap kanker prostat.

Halaman Selanjutnya
img_title