16 Pelajaran Penting Dari The World of Married Couple, Selingkuh Itu Menghancurkan Segalanya

Hikmah The World of Married Couple
Sumber :
  • jtbc

Olret – Meski drama korea The World of Married Couple sudah berakhir dengan 16 Episode. Ternyata masih sangat banyak yang belum kita ketahui, jika di tonton ulang lagi. Banyak pembelajaran hidup yang bisa kita ambil dari masing-masing tokoh. Sebut saja bagaimana cara menghadapi suami yang selingku dari Ko Ye Rim.

Kisah Mualaf Na Daehoon yang Menangis Kenang Perjuangan Demi Julia Prastini

Begitu juga dengan keluarga pameran utama,  Ji Sun Woo seorang dokter yang sukses dan menjabat sebagai kepala asosiasi dan masih mampu menjalankan tugasnya sebagai ibu rumah tangga yang baik. Dia masih menyiapkan sarapan untuk anaknya Lee Joon Young dan suaminya Lee Tae Oh.

Sun Woo adalah sosok yang sempurna, selain berpenghasilan tinggi dan menghidupi keluarganya di lingkungan yang mewah di Gosan. Dia juga berlaku baik dengan mertuanya dan membiayai seluruh pengobatan sang mertua meski akhirnya pil pahit yang harus dia rasakan.

13 K-Drama yang Harus Ditonton di Bulan November 2025: Dari Dynamite Kiss Hingga The Manipulated

Bagaimana seorang mertua bisa memperlakukan menantu dengan cara seperti itu, sudah jelas anaknya yang selingkuh tetapi dia tetap membela habis-habisan anaknya.

Dari kelaurga  Ji Sun Woo - Lee Tae Oh - Lee Joon Young dapat kita pelajari hal-hal berikut ini.

Kisah Acha Septriasa Melewati Perceraian Sendirian

1. Selingkuh itu pilihan sadar. Gak ada tuh, istilah "khilaf".

2. Secantik apapun, sekaya apapun, sepintar apapun, sebaik apapun, semahir apapun anda dalam pekerjaan rumah tangga, anda gak bisa menjamin pasangan anda gak akan selingkuh.

Jelas, apa kurangnya Ji Sun Woo? Sebagai wanita karir yang karirnya sukses banget, udah dokter, jadi associate director pula, ia juga merupakan ibu rumah tangga yang baik. Ia masih memasak, membersihkan rumah, melayani suami, dan lain-lain. Superwoman banget. Tapi Lee Tae Oh tetap selingkuh. Kenapa?

3. Selingkuh itu gambaran inferioritas diri, kurang bersyukur, dan/atau tidak menghormati pasangannya.

Menurut saya, Lee Tae Oh memiliki gejala narsisistik yang dasarnya dari inferioritas sebagai mekanisme kompensasi. Ia membutuhkan banyak validasi dari luar untuk membuat dirinya merasa lebih baik. Ditambah dengan budaya toxic masculinity yang masih cukup kental di negara-negara Asia.

Sedari kecil mungkin Lee Tae Oh sudah merasa inferior—ia dibesarkan oleh ibu single, yang sudah dijelaskan pada cerita bahwa janda punya stigma jelek di masyarakat Korea Selatan (dan negara-negara Asia lainnya). Ia juga kekurangan figur ayah yang membuatnya menjadi kurang percaya diri. Ditambah, pekerjaannya tidak menentu dan tidak selalu menghasilkan, jadi ia mungkin merasa gagal dalam hidupnya.

Halaman Selanjutnya
img_title