Cerita Uya Kuya Dapat Bantuan Yusuf Hamka Saat Kasus Penjarahan
- Youtube
Olret – Ketika gelombang kemarahan publik memuncak, dan rumahnya telah dijarah, Uya Kuya dan keluarganya berada di titik terendah. Dikejar oleh massa yang terprovokasi, ia mencari perlindungan di apartemen, namun ancaman ternyata mengikuti.
Hal ini terungkap dalam wawancara terbarunya di akun Youtube Bang Denny Sumargo. Dalam video tersebut, Uya Kuya menceritakan detail traumatis saat mentalnya hancur, hingga munculnya "malaikat penolong" tak terduga: pengusaha kenamaan, Yusuf Hamka.
Puncak Trauma: Diteriaki Massa di Apartemen
Uya Kuya mengakui bahwa meskipun peristiwa penjarahan di rumahnya sudah menghancurkan materi, tekanan psikologis datang saat ia berusaha bersembunyi. Massa yang tersulut emosi berhasil melacaknya hingga ke apartemen, melancarkan teror teriakan yang mengingatkannya pada masa kelam sejarah.
Setelah apartemennya juga didatangi massa, Uya Kuya mengaku mentalnya hancur. Ia tidak percaya siapa pun hingga subuh hari, ia menghubungi pengusaha Yusuf Hamka.
"Yang paling trauma pas saat di apartemen sih, orang-orang di bawah teriak-teriak 'Uyak! Uyak! Uyak!'"
Tanpa ragu, Yusuf Hamka menjemputnya di basement dan menyembunyikannya di tempat aman. Tak hanya itu, Yusuf Hamka sendiri yang menjadi sopir selama lebih dari tujuh hari demi menjaga kerahasiaan.
"Beliau ini orang yang baik, berani mengambil risiko. Justru terlalu beresiko dia nyetir sendiri," puji Uya. Ia lantas menirukan perkataan Yusuf Hamka yang menyentuh: "Dia malah bilang gini, 'Ini e saya ingat waktu kejadian 98 tuh... dan sekarang saatnya saya juga membalas'," kata Uya, menyinggung momen persatuan di tengah krisis.
Aksi Pahlawan Tanpa Tanda Jasa: Yusuf Hamka Jadi Sopir Pribadi
Tanpa mengirim ajudan atau staf, Yusuf Hamka datang sendiri, menjemput Uya Kuya di basement apartemen. Selama lebih dari tujuh hari, sang pengusaha memilih menjadi sopir pribadi Uya Kuya, memastikan kerahasiaan lokasi dan keselamatan rekannya tersebut. Sebuah langkah yang dinilai Uya Kuya sangat berisiko.
"Beliau ini orang yang baik, berani mengambil risiko. Justru terlalu berisiko dia nyetir sendiri," puji Uya Kuya, menekankan dedikasi Yusuf Hamka yang memilih mengabaikan risiko pribadinya demi menolong.
Namun, alasan di balik tindakan heroik ini lebih mendalam dan menyentuh sisi kemanusiaan.