Perang Kata-Kata Selama 10 Menit Menyebabkan Pertemuan Trump - Zelensky Gagal

Trump - Zelensky
Sumber :
  • AFP/ANDREW HARNIK

Presiden Zelensky menjawab bahwa jika Ukraina dalam keadaan damai, dia akan mengenakan setelan yang bagus, "bahkan mungkin lebih bagus" daripada setelan biru yang dikenakan wartawan. Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mengerutkan kening dan membuang muka, dan Wakil Presiden Vance menertawakan pertanyaan itu.

Suasana di Ruang Oval menjadi tegang ketika Tuan Vance mengkritik pemerintahan mantan Presiden Joe Biden dan mengatakan sudah waktunya untuk "mengambil tindakan diplomatik" untuk menyelesaikan masalah tersebut. Presiden Zelensky mengenang beberapa peristiwa masa lalu dan menyatakan skeptis terhadap usulan Wakil Presiden AS.

“Diplomasi macam apa yang kamu bicarakan, JD?”, tanya Tuan Zelensky.

“Tuan Presiden, saya pikir tidak sopan jika Anda datang ke Ruang Oval untuk berdebat di depan media Amerika. Anda harus berterima kasih kepada Presiden Trump karena dia berusaha mengakhiri konflik,” jawab Wakil Presiden Vance.

Ketika Wakil Presiden AS menyebutkan masalah yang dihadapi tentara Ukraina, Zelensky menjawab bahwa semua orang mempunyai masalah dalam perang, termasuk Amerika Serikat. “Ada lautan indah yang memisahkan Anda, jadi Anda tidak merasakan apa pun saat ini, namun Anda akan merasakannya di masa depan,” kata pemimpin Ukraina itu.

Komentar tersebut rupanya membuat Trump yang duduk diam menyaksikan perdebatan tersebut menjadi marah. “Wakil Presiden Vance-lah yang menyalakan api, dan inilah saatnya membuka pintu air,” komentar kantor berita AFP.

"Jangan beri tahu kami bagaimana perasaan kami. Anda tidak dalam posisi untuk memaksakan hal itu. Anda telah menempatkan diri Anda dalam posisi yang sangat buruk. Anda tidak punya kartu apa pun. Berkat Amerika, Anda mulai punya kartu," Trump meninggikan suaranya untuk menyela Presiden Zelensky.

Bos Gedung Putih itu mengangkat jari telunjuknya setiap kali dia meninggikan suaranya, dan terkadang bahkan mendorong lengan Presiden Zelensky, mengkritik para pemimpin Ukraina karena "mempertaruhkan nyawa jutaan orang, dengan Perang Dunia III" dan sangat tidak menghormati Amerika Serikat.

“Apakah Anda sudah mengucapkan kata-kata terima kasih selama pertemuan ini?”, lanjut Pak Vance.