Hukum Seorang Dokter Meresepkan Obat Merek Tertentu Karena Kerjasama Dengan Perusahaan Farmasi
- freepik
Alih-alih memilih obat terbaik, dokter akan didorong untuk memenuhi target demi mendapatkan imbalan pribadi, bahkan jika resep tersebut tidak benar-benar dibutuhkan oleh pasien.
Hadiah yang Diperbolehkan, dengan Batasan Ketat
Di sisi lain, Islam memperbolehkan penerimaan hadiah (hadiah) dari perusahaan farmasi, tetapi dengan syarat yang sangat ketat.
Hadiah ini hanya boleh diterima setelah dokter meresepkan obat berdasarkan pertimbangan medis yang murni dan protokol kesehatan, tanpa adanya perjanjian atau harapan imbalan sebelumnya.
Artinya, resep tersebut harus didasarkan sepenuhnya pada kebutuhan pasien. Meskipun begitu, video tersebut juga menekankan konsep menjaga diri dari pintu keburukan (sadduz-zarai).
Jika seorang dokter merasa bahwa menerima hadiah dapat memengaruhi keputusannya di masa depan, atau berisiko mendorongnya ke dalam praktik suap, maka lebih baik menolaknya demi menjaga integritas dan ketenangan batin.