Ketika Guruku Menyuruhku Menggambar Karikatur Rasululloh SAW Yang Kucintai

Cinta Rasululloh SAW
Sumber :
  • freepik

“Pagi anak anak …,” suara Bu Jessica, guru lukis berambut blonde, menggema di ruangan kelas, menyentakkan diriku dan mengangkat kepalaku secara paksa untuk menyambut, juga menghormati kehadirannya.

Dia seorang wanita yang baik dan tidak rasis terhadap perbedaan keyakinan, meskipun dia juga mengutuk insiden yang baru terjadi kemarin. Mungkin, sama seperti orang lainnya, pandangannya terhadap keyakinan kami juga semakin memburuk. Namun untunglah, dia tetap seprefesional mungkin dalam pekerjaannya sebagai seorang guru.

“Bagaimana kabar kalian hari ini? Ibu harap kalian juga datang ke demonstrasi kemarin, dan melihat bagaimana ketidak adilan sedang terjadi di Negeri ini,” ucapnya lagi dengan suara yang terdengar geram dan sedikit emosional.

Semua siswa yang berada di kelas, termasuk diriku memilih diam mendengarnya.

“Baiklah, mari belajar dari insiden kemarin. Saya akan memberi kalian satu lembar kertas, tugas kalian hari ini adalah menggambar karikatur Muhammad. Anggap saja seperti membuat sampul gambar karikatur seperti sebelumnya. 

Tunjukkan, bahwa di Negara ini, masyarakat bebas untuk menyampaikan ekspresinya dalam bentuk apapun termasuk gambar atau karikatur,” ucap Bu Jessica, tepat di depan mataku. Kami sempat saling menatap dalam sepersekian detik.

Saat sesi menggambar dimulai, aku menatap kosong kertas putih yang ada di hadapanku. Bingung dan tidak tahu apa yang harus aku perbuat dengan kertas itu. Kulihat beberapa teman di sekeliling meja, mereka sudah mulai fokus menggambar dan membuat coretan. Seperti, tidak ada yang merasa kesulitan saat melakukan tugasnya.

“Maaf, tidak ada sesi pertanyaan!” ucap guru itu dengan lugas dan tegas membuatku sedikit kecewa saat mengangkat tangan. Aku hanya ingin menjelaskan alasan kenapa tidak bisa melaksanakan tugas yang dia berikan dengan baik, namun tidak diberikan kesempatan.

Dalam kebimbangan dan kegelisahan, akhirnya aku menutup kedua mataku. Mencoba membayangkan sosok yang begitu kami cintai itu dan mengingat semua kisah tentang Dirinya yang sering ibu sampaikan kepadaku. Dia adalah Rosululloh SAW, Nabi Akhirul Jaman yang membawa pelita dalam kegelapan, yang begitu kami cintai dengan sepenuh jiwa dan raga.