Siklus Belum Berakhir: Mengapa 2025 Masih Akan Menjadi Milik Dinasti Pep Guardiola
- thethao247.vn
Pep Guardiola juga mengakui bahwa tahun 2025 akan menjadi tahun penurunan bagi Man City.
Kevin De Bruyne final terakhir bersama Manchester City
- Premierleague.com
Perlu dicatat bahwa Pep Guardiola tidak menghindari kenyataan ini. Manajer asal Spanyol itu mengakui bahwa Man City kekurangan energi, kekurangan kesegaran, dan bahkan dirinya sendiri merasakan kelelahan yang berkepanjangan.
Pep menggambarkan seluruh musim 2024/2025 sebagai musim yang diselimuti "kabut," di mana keinginan untuk menang tidak lagi sekuat sebelumnya.
Oleh karena itu, tahun 2025 menjadi waktu bagi Pep dan Man City untuk merefleksikan segala hal, mulai dari bagaimana mempertahankan motivasi untuk tim yang sudah jenuh dengan gelar, hingga menyegarkan lingkungan kerja dan meningkatkan pemikiran taktis.
Namun, akankah paruh kedua tahun 2025 menjadi saat Pep dan Man City kembali ke performa terbaik mereka?
Manchester City
- Manchester City
Perubahan-perubahan tersebut secara bertahap menunjukkan tanda-tanda positif menjelang akhir tahun 2025.
Man City baru-baru ini memenangkan enam pertandingan Liga Premier berturut-turut, memperpanjang rekor kemenangan mereka di semua kompetisi menjadi delapan pertandingan, sehingga naik ke posisi kedua dan hanya tertinggal dua poin dari Arsenal.
Model statistik Opta masih menempatkan City di antara kandidat juara teratas dengan probabilitas sekitar 24%, menunjukkan bahwa tim tersebut memiliki kemampuan untuk kembali ke puncak setelah tahun yang mengecewakan.
Tim dari Stadion Etihad ini bukan lagi mesin pemenang yang dingin seperti dua atau tiga musim lalu, tetapi telah menjadi lebih sulit diprediksi, mengetahui cara mencapai hasil terbaik bahkan tanpa memainkan sepak bola yang sempurna.
Manchester City menuju tahun 2026 dengan ambisi yang sangat besar.
Bellingham and Haaland, Real Madrid vs Manchester City
- UEFA.com
Menjelang tahun 2026, ambisi Manchester City tentu saja melampaui sekadar mengejar gelar juara. Pep Guardiola memahami bahwa untuk kembali ke performa penaklukan mereka yang biasa, tim perlu menyelesaikan proses pembangunan kembali: memulihkan energi, memperkuat kedalaman skuad, dan yang terpenting, mengembalikan ketenangan mereka di momen-momen krusial.
Persaingan melawan Arsenal di Liga Premier akan menjadi ujian terberat, karena untuk merebut kembali tahta, City harus memenangkan pertandingan-pertandingan besar, menang tanpa mengalahkan lawan mereka secara telak, dan mempertahankan konsistensi sepanjang musim yang panjang.