Awas "Jebakan Waktu" Arsenal! 5 Dosa Historis yang Bisa Gagalkan Mimpi Juara Liga Premier

Arsenal
Sumber :
  • vnexpress.net

OlretArsenal dianggap sebagai kandidat nomor 1 untuk gelar Liga Primer 2025/26. Namun, jika menilik ke belakang, "The Gunners" telah berkali-kali membuat kesalahan fatal, meskipun mereka hampir meraih gelar.

1. Awal yang indah, tetapi belum cukup untuk dirayakan

Arsenal menderita kekalahan pahit 0-1 dari West Ham di Emirates.

Photo :
  • google image

Arsenal membuat para penggemar merasakan kembali atmosfer seru di awal tahun 2000-an. Setelah 9 pertandingan, tim Mikel Arteta memimpin Liga Primer dengan 22 poin – sepak bola yang secara mengejutkan efektif dan disiplin.

The Gunners unggul 4 poin dari Bournemouth yang berada di posisi kedua, 5 poin dari Tottenham, dan 6 poin dari dua raksasa Manchester, Man City dan MU. Khususnya, juara bertahan Liverpool kini tertinggal 7 poin dari Arsenal.

Semua ini menunjukkan prospek yang cerah: "Ini bisa menjadi tahunnya Arsenal". Namun, sepak bola – terutama di Liga Primer – tidak sesederhana itu. Sejarah mengirimkan pengingat yang tajam kepada para penggemar The Gunners: awal yang baik belum tentu berakhir bahagia.

2. Kutukan masa lalu: Ketika Arsenal selalu kehabisan napas

Selebrasi kemenangan pemain Arsenal

Photo :
  • UEFA.com

Banyak orang akan ingat bahwa Arsenal memiliki awal yang lebih gemilang dari ini, lalu runtuh tepat di ambang kejayaan.

Pada musim 2013/14, Arsenal juga mengumpulkan 22 poin setelah 9 pertandingan, tetapi mengakhiri musim di posisi keempat.

Pada musim 2002/03, mereka bahkan lebih baik - 23 poin setelah 9 pertandingan, tetapi tetap hanya finis kedua.

Pada musim 2004/05 dan 2007/08, Arsenal mengumpulkan 25 poin setelah 9 pertandingan, tetapi tetap gagal mengangkat trofi.

Bahkan di musim 2022/23 terakhir, mereka memimpin klasemen selama 248 hari, tetapi akhirnya kalah dari Man City, meskipun memiliki 24 poin setelah 9 putaran pertama.

Angka-angka ini bukan sekadar statistik – melainkan bukti dari masalah klasik Arsenal: kurangnya karakter di babak-babak akhir. Tim ini mungkin bermain sepak bola yang kaya, tetapi terkadang kurang memiliki ketajaman yang dibutuhkan untuk memenangkan gelar.

3. Arsenal yang baru: lebih pragmatis, lebih berani

William Saliba

Photo :
  • BBC

Namun, sejujurnya, tim Mikel Arteta bukan lagi "kuda muda" seperti dua tahun lalu. The "The Gunners" semakin matang, terutama dalam kemampuan bertahan dan mengendalikan permainan.

Mereka telah mencatatkan lima clean sheet berturut-turut, hanya membiarkan lawan mencetak gol dua kali dalam empat pertandingan terakhir - statistik yang menunjukkan stabilitas yang langka.

Duo bek tengah William Saliba dan Gabriel Magalhaes menciptakan tembok kokoh di depan gawang David Raya, sementara Declan Rice telah menjadi "tameng" yang andal di lini tengah.

Arsenal musim ini juga lebih pragmatis dalam pendekatan mereka terhadap pertandingan. Mereka tidak lagi terpaku pada permainan umpan "cantik tapi tak berarti", melainkan belajar untuk meraih kemenangan dengan cara yang buruk, sabar, dan menentukan. Itulah tandanya sebuah tim benar-benar belajar untuk menang.

4. Kekuatan bola mati – senjata baru The Gunners

Viktor Gyokeres

Photo :
  • thethao247.vn

Salah satu peningkatan Arsenal yang paling kentara musim ini adalah kemampuannya memanfaatkan bola mati. Di bawah arahan pakar bola mati, Nicolas Jover, The Gunners mengubah tendangan sudut dan tendangan bebas menjadi senjata tajam.

Mencetak gol dari bola mati membantu Arsenal memecah kebuntuan dan mempertahankan permainan yang aktif. Dengan pemain-pemain dengan kemampuan udara yang baik seperti Gabriel, Rice, atau "pemain bintang" Gyokeres, Arsenal sepenuhnya memanfaatkan keunggulan ini.

Ditambah dengan penguatan skuad secara mendalam selama bursa transfer musim panas (dengan Gyokeres, Eze, Zubimendi, Madueke, Mosquera dan Norgaard), Arteta sekarang memiliki banyak opsi rotasi, yang meminimalkan risiko kehabisan tenaga seperti pada musim-musim sebelumnya.

5. Kesempatan emas sekaligus ujian karakter

Arsenal

Photo :
  • Reuters

Statistik menunjukkan bahwa ketika Arsenal menjuarai musim 2003/04, mereka mengumpulkan 23 poin setelah 9 pertandingan, hanya unggul 1 poin dari sekarang. Hal itu memberi para penggemar tim London Utara ini hak untuk bermimpi.

Namun, Liga Primer 2025/26 adalah "hutan belantara" yang jauh lebih sengit, di mana setiap kesalahan akan berakibat fatal.

Untuk mewujudkan impian tersebut, Arsenal membutuhkan sesuatu yang lebih dari sekadar performa – karakter dan kegigihan hingga akhir. Jangan lupa bahwa Man City dan Liverpool masih di posisi yang sama, menunggu peluang sekecil apa pun untuk unggul, belum lagi kebangkitan MU dan Tottenham yang luar biasa.

Mikel Arteta memiliki skuad berkualitas yang mampu menantang batasan apa pun. Namun, yang terpenting adalah bagaimana menjaga semangat juang tetap menyala sepanjang musim, alih-alih hanya bersinar terang di beberapa bulan pertama.

Arsenal telah berulang kali membuat penggemar berharap lalu kecewa. Namun musim ini, tanda-tanda positif dalam hal gaya bermain, keseimbangan, dan kedalaman skuad menunjukkan versi "The Gunners" yang lebih andal dari sebelumnya. Itulah fondasi bagi Arsenal untuk bermimpi mengakhiri rentetan 21 tahun tanpa gelar Liga Primer.