Bolehkah Aku Singgah?

Ilustrasi Pasangan
Sumber :
  • Pexels/Trung Nguyen

Olret – Setiap orang tidak boleh kehilangan asa atau harapan dalam menjalani hidup. Karena ketika harapan telah hilang, orang tersebut akan sulit melewati setiap ujian yang menghadang.

Banyak alasan untuk tetap bertahan dan menjalani hidup dengan penuh semangat. Mulai dari mencintai diri sendiri, keluarga, pasangan, hingga Tuhan.

Mentari Asa

Ada tidaknya kamu

Rotasi mimpiku tetap berputar

Menyingsing pekatnya kemalasan

 

Ada tidaknya kamu

Mentari asaku tetap menghangatkan kalbu

Melebur bersama munajat pada sang Tuan

Memilih medali kemenangan kehidupan

Menuntun senyum abadi, ada tidaknya kamu 

Bolehkah Aku Singgah?

Lampu pijarmu menarik perhatianku

Adiksi akan warna-warni kegemerlapan

Tempat tinggi, manusia-manusia berbaju besar

 

Bolehkah aku singgah?

Manusia kerdil tanpa mahkota

Menatap memuja pada sinarmu

 

Keindahanmu melirikku

Duduk bersama bercakap tanpa kupinta

Gadis Bermahkota Cahaya

Merangkak naik mendekati pijar

Merebut mahkota dengan tarian

Keelokan yang menarik anganku

 

Gadis bermahkota cahaya

Fatamorganaku saat melihat tatapmu

Aurora mimpi yang ingin kugenggam

 

Pelangimu begitu mempesona

Inginku simpan untukku saja

Sekotak Hati

Perjalanan akal membawa sekotak hati

Melukis rasa semesta

Membawa kilau moral kemenangan

Kita menjadi pembawa

 

Gelas-gelas kaca yang terjaga

Membawa seteguk cinta semesta

Rindu akan basuhan kalbu

Mengering tanpamu, sang penjaga

Hatiku

Hatiku milikku

Kurajai dan kugenggam untukku

Hanya sekotak hati

Pengendaliku, petunjukku

 

Sekotak hatiku, diperbudak perintahmu

Terkekang jeritan sumbang ideologi

Tak ingin lagi, sangat tak butuh

Hatiku ini milikku, jangan kau koyak dengan ambisi konyolmu

Melayangkan Asa

Hai angan!

Mengapa kamu melayangkan asa?

Ibu dan ayahku tak ingin, mengekangmu berkejaran liar

Konsentrasiku terbelenggu, bagaimana caranya ikhlas?

 

Lihat!

Ada sesuatu yang datang, tunggu sebentar, sebentar saja!

Aku berusaha menegapkan bahuku, ia selalu tertarik gravitasi

Apakah kamu salah? Terlalu jauh mengangkasakan asa?

 

Tidak!

Demi apa?

Aku memujamu,

Bertabrakan, aku sakit, aku rapuh

 

Menerbangkan asa boleh saja

Namun ikhlas tetap digenggam

Melawan ayah dan ibu, aku hancur

Tuhan menghempasku, menenggelamkanku

Melihat Lompatan Kisah

Melihat lompatan-lompatan kisah

Saat itu tak berkawan

Sepi, jangan ditanya

Penat, sudah pasti

 

Serupa seperti dahulu

Kini ia kembali

Alfabet menjadi pelarian emosi

Rasa yang tumpah tanpa bisa dibendung