5 Penyebab Anak Mengalami Speech Delay, Benarkah Salah Pola Asuh?
- https://www.pexels.com/@thepaintedsquare
Orlet - Perkembangan anak berawal dari kepekaan orang tua. Maka libatkanlah pasangan kita dalam pola pengasuhan. Perhatian ayah dan ibu berpengaruh besar terhadap tumbuh kembang buah hati. Salah satunya adalah kemampuan berbicara anak yang perlu mendapatkan stimulasi supaya mereka tidak mengalami speech delay atau keterlambatan bicara.
Selain karena masalah medis, mengutip dari laman instagram @psikologianak.ig, lima hal berikut ini meskipun sepele perlu diperhatikan sebab berpotensi menyebabkan si kecil terlambat bicara. Apa sajakah itu? Simak pembahasan kita kali ini.
1. Pengenalan Gadget Terlalu Dini
Dilansir dari dancow.co.id berdasarkan penelitian yang disampaikan Dr. Catherine Birken dalam Pediatric Academic Societies Meeting tahun 2017 menyatakan bahwa 20% anak usia sekitar 18 bulan menghabiskan rata-rata waktu 30 menit untuk menggunakan gadget, dan hal ini meningkatkan resiko speech delay sebanyak 49% (Birken, 2017).
Meskipun begitu, fakta lain terungkap bahwa gadget juga bisa menjadi media belajar untuk anak-anak apalagi dalam situasi saat ini sangat sulit menghindari gadget.
Oleh karena itu, mengenalkan gadget kepada buah hati tidak boleh sembarangan alias orang tua harus tetap melakukan pengawasan mengenai konten edukatif yang berguna bagi anak, bukan tontonan yang tidak memberikan manfaat untuk perkembangan si kecil.
2. Ngobrol Pakai Bahasa Cadel
Penggunaan bahasa yang kurang tepat untuk stimulus perkembangan bicara anak-anak bisa memicu speech delay. Orang tua tidak perlu menggunakan bahasa bayi atau gaya cadel dalam mengucapkan kata-kata.
Pasalnya, si buah hati yang belum fasih mengatakan suatu kata dengan benar, perlu kita ajarkan pengucapan kata yang sebenarnya, walaupun mereka masih kecil dan jangan sampai orang tua mengutarakan kalimat yang dicadel-cadelkan.
3. Membiarkan ketika Anak Menonton TV atau Bermain
Pada saat anak-anak asyik bermain dan menonton televisi sebaiknya dampingi dan sesekali ajaklah mereka berinteraksi.
Jangan berpikiran bahwa yang penting anak diam dan bisa ditinggal menyelesaikan pekerjaan lain. Misalnya dengan menceritakan tentang tayangan yang sedang disaksikan oleh si kecil dengan penuh antusias agar anak-anak tidak kecanduan TV berlebihan sehingga mereka tidak mau merespons orang lain.
4. Tidak Mengajak Anak Berkomunikasi dan Melakukan Tanya Jawab
Seringlah menatap mata buah hati sambil berkata-kata, bernyanyi atau bisa juga membacakan dongeng sehingga dapat memperbanyak kosakata yang diingat anak-anak.
Orang tua juga bisa melakukan tanya jawab meski si kecil belum mengerti atau menunjukkan sedikit respon seperti tertawa, tersenyum atau ocehan ala bayi.
Kurangnya komunikasi dengan buah hati menyebabkan minimnya kosakata yang diketahui si kecil sehingga berpengaruh langsung terhadap kemampuan bicara anak.
5. Sering Campur Aduk Bahasa
Kita mungkin sangat ingin si kecil pandai dua bahasa bahkan lebih. Namun, sebaiknya tidak mencampuradukkan dua bahasa dalam satu kalimat sehingga menyebabkan anak-anak menjadi bingung sehingga mengalami kesulitan bicara.
Meskipun ada seorang anak yang diajarkan tiga bahasa sekaligus mereka bisa, akan tetapi jauh lebih baik dihindari karena kemampuan setiap anak berbeda. Lebih bijak jika menunggu sampai usia mereka cukup untuk dikenalkan bermacam-macam bahasa.
Peran orang tua terhadap perkembangan si kecil amatlah besar. Pengabaian yang orang tua lakukan kepada anak-anak bisa menimbulkan berbagai masalah bagi tumbuh kembang anak.
Orang tua perlu memberikan stimulas secara terus-menerus dan berkesinambungan supaya perkembangan anak termasuk kemampuan bahasa mereka meningkat sesuai rentang usia buah hati.