Apa Itu Door Slam dalam Psikologi? Ini Alasan Seseorang Melakukannya

Terhindar Dari Hubungan Toxic
Sumber :
  • instagram

Olret – Dalam dunia psikologi, ada satu istilah menarik yang sering muncul ketika seseorang tiba-tiba memutus hubungan tanpa penjelasan atau dalam bahasa psikologi dikenal sebagai door slam.

Istilah ini mungkin terdengar ekstrem, tapi sebenarnya menggambarkan reaksi emosional yang cukup umum terutama pada orang yang merasa lelah secara mental dan emosional. Yuk, kita bahas apa sebenarnya makna door slam dan alasan seseorang bisa melakukannya.

Pengertian Door Slam

Secara harfiah, door slam berarti “membanting pintu.” Tapi dalam konteks psikologi, istilah ini digunakan untuk menggambarkan tindakan seseorang yang menutup pintu hubungan secara emosional maupun sosial secara tiba-tiba dan permanen.

Biasanya, orang yang melakukan door slam akan berhenti berkomunikasi sepenuhnya tidak membalas pesan, menghapus kontak, hingga benar-benar menghilang dari kehidupan orang yang dianggap telah menyakitinya.

Fenomena ini sering dikaitkan dengan tipe kepribadian INFJ dalam teori MBTI (Myers-Briggs Type Indicator), yang dikenal sebagai tipe sensitif, empatik, dan mudah terluka. Namun, siapa pun sebenarnya bisa melakukan door slam ketika sudah mencapai titik lelah secara emosional.

Alasan Psikologis Seseorang Melakukan Door Slam

Ada beberapa alasan mengapa seseorang memilih menutup diri secara tiba-tiba dari hubungan tertentu:

Kelelahan Emosional (Emotional Burnout)

Door slam biasanya terjadi setelah seseorang berulang kali merasa kecewa, disakiti, atau diabaikan. Setelah mencoba memperbaiki hubungan namun hasilnya nihil, mereka akhirnya memilih mundur total untuk menjaga kestabilan emosi.

Dalam psikologi, ini bisa disebut bentuk emotional cutoff yang merupakan cara ekstrem untuk menghentikan sumber stres.

Sebagai Bentuk Perlindungan Diri

Ketika seseorang terus-menerus terluka dalam hubungan yang tidak sehat, door slam menjadi mekanisme pertahanan. Dengan memutus kontak, mereka merasa lebih aman dan punya kendali atas situasi. Ini adalah bentuk self-preservation, bukan sekadar drama emosional.

Merasa Tidak Didengar atau Dihargai

Banyak orang melakukan door slam karena merasa semua upaya komunikasi mereka diabaikan. Ketika suara mereka tidak didengarkan, langkah terakhir yang bisa diambil adalah diam dan menjauh.

Menegakkan Batasan (Setting Boundaries)

Dalam psikologi hubungan, batas pribadi (personal boundaries) penting untuk menjaga kesehatan mental. Saat batas itu dilanggar berulang kali misalnya melalui manipulasi, kebohongan, atau kontrol berlebihan. Door slam bisa menjadi sinyal bahwa seseorang tak ingin disakiti lagi.

Ketidakmampuan Menghadapi Konflik Langsung

Tidak semua orang nyaman berkonfrontasi. Bagi sebagian orang, menghilang dianggap lebih mudah daripada harus menjelaskan perasaan mereka yang kompleks atau menghadapi pertengkaran.

Door slam bukan sekadar tindakan “menghilang,” tapi refleksi dari kelelahan emosional dan kebutuhan untuk melindungi diri. Dalam beberapa kasus, langkah ini bisa membantu seseorang pulih dari hubungan toxic. Namun, jika dilakukan tanpa komunikasi yang jelas, door slam juga bisa menimbulkan luka baru baik bagi diri sendiri maupun orang lain.

Intinya, memahami door slam bukan untuk menghakimi, tapi untuk mengenali bahwa setiap orang punya cara berbeda dalam menjaga kesehatannya secara emosional. Kadang, menutup pintu bukan berarti membenci tapi karena sudah terlalu sering terluka.