Filosofi Investor Miliarder: Kenapa Bitcoin Dianggap Emas Digital, Tapi Saham Adalah Pilihan Utama?

Alvin Tanasta
Sumber :
  • Youtube

Olret – Miliarder saham dan mantan analis crypto, Alvin Tanasta, memiliki pandangan yang jelas dan terukur tentang peran aset digital dalam portofolio kekayaan.

Dalam analisisnya, ia membedakan secara tegas antara Bitcoin—yang ia hormati—dengan aset produktif yang menjadi fokus utamanya.

Bitcoin: Hanya 'Gudang Penyimpanan Nilai'

Alvin Tanasta

Photo :
  • Youtube

Bagi Alvin, Bitcoin (BTC) memiliki tempat yang unik di dunia keuangan, tetapi fungsinya terbatas. Ia tidak memandang BTC sebagai masa depan seluruh sistem finansial, melainkan sebagai sebuah alternatif aset yang memiliki karakteristik menyerupai emas.

"Bitcoin itu hanya alternatif aset, seperti gold lah sekarang posisinya. Dia store of value," tegas Alvin.

Aset seperti emas dan Bitcoin dikategorikan sebagai store of value karena propertinya yang langka dan tidak dapat dihancurkan—Anda tidak bisa 'meleburkan' koin di blockchain—sehingga cocok sebagai penyimpan nilai jangka panjang.

Namun, di sinilah garis pemisah itu ditarik:

"Gua tipe orangnya itu lebih suka aset yang produktif... Kalau lu store of value kan tipe Bitcoin dan emas ini kan store of value. Itu kan dia enggak produktif," jelasnya.

Artinya, Bitcoin tidak menghasilkan uang, dividen, atau keuntungan melalui operasional bisnis, tidak seperti saham, di mana Anda berinvestasi dalam perusahaan nyata. Bagi Alvin, aset yang paling berkontribusi pada penciptaan kekayaan adalah yang dapat berkembang dan menghasilkan cash flow dari aktivitas produktif.

Duel Jaringan: Mengapa Alvin Lebih Memilih Solana?

Alvin Tanasta

Photo :
  • Youtube

Meski kini fokus pada saham, Alvin tetap memberikan pandangannya tentang persaingan di antara jaringan blockchain besar. Secara mengejutkan, ia mengakui lebih menyukai Solana (SOL) daripada pelopor smart contract, Ethereum (ETH).

Alasan perbandingan ini murni didasarkan pada utilitas dan efisiensi:

Biaya Transaksi (Fee): Ethereum dikenal memiliki gas fee yang mahal, terutama saat jaringannya padat. Biaya ini bisa sangat signifikan, bahkan mencapai setengah dari nilai aset yang ditransfer.

Adopsi Jaringan: Sebaliknya, Solana menawarkan biaya transaksi yang jauh lebih murah—seringkali hanya beberapa sen—sehingga jauh lebih efisien untuk transfer sehari-hari dan penggunaan aplikasi.

"Kalau Solana secara pribadi jadi lebih suka daripada ETH karena ya itu simpel aja, transaction fee-nya murah," ujarnya.

Dalam pandangan Alvin, biaya yang murah mendorong jaringan untuk semakin sering dipakai. Jaringan yang sering dipakai (utility) secara logis akan mengarah pada apresiasi nilai koinnya, menunjukkan bahwa efisiensi adalah kunci kemenangan dalam persaingan blockchain di masa depan.

Sumber dan referensi artikel Youtube Kasisolusi dengan judul Bahas Saham, Crypto & Influencer Keuangan Sesat⁉️Ex-Cryptoquant, Miliarder Saham - Alvin Tanasta