Gejala Tantrum pada Perempuan dan Cara Mengatasinya

Orang yang mudah marah
Sumber :
  • freepik.com

Olret – Kalau mendengar kata "tantrum", yang terbayang mungkin anak kecil yang teriak-teriak di tengah mal. Tapi ternyata, tantrum juga bisa dialami orang dewasa termasuk perempuan dewasa. Bedanya, tantrum pada orang dewasa nggak selalu terlihat “heboh”. Sering kali, justru muncul dalam bentuk ledakan emosi yang tersamar atau diam-diam mengganggu keseharian.

Secara psikologis, tantrum adalah reaksi emosional yang meledak akibat stres, frustrasi, atau kebutuhan emosional yang tidak terpenuhi. Meski lebih sering dikaitkan dengan anak-anak, perempuan dewasa juga bisa mengalami tantrum karena faktor hormonal, tekanan sosial, hingga pengalaman traumatis. Yuk, kenali gejalanya dan bagaimana cara bijak mengatasinya.

 

Gejala Tantrum pada Perempuan Dewasa

Tantrum pada perempuan dewasa biasanya tidak terlihat sesederhana menangis atau marah. Berikut ini beberapa gejala yang sering muncul:

1. Mood Swing Mendadak

Tiba-tiba merasa sangat marah, sedih, atau kecewa tanpa alasan yang jelas? Ini bisa jadi bentuk tantrum. Perubahan suasana hati yang ekstrem sering muncul saat seseorang merasa tidak dipahami atau terlalu lama menahan emosi.

2. Marah dengan Nada Pasif-Agresif

Daripada meluapkan kemarahan secara terbuka, banyak perempuan memilih mengungkapkan emosi lewat komentar sinis, sindiran, atau diam berkepanjangan. Ini bentuk “tantrum diam-diam” yang kadang sulit dikenali, tapi bisa merusak hubungan secara perlahan.

3. Menangis Secara Berlebihan

Tangisan bisa jadi bentuk pelampiasan saat seseorang merasa lelah secara emosional. Saat rasa sedih dan frustasi sudah menumpuk, menangis bisa datang seperti air bah, bahkan karena hal sepele.

4. Menutup Diri atau Menghindar

Mengabaikan pesan, menolak komunikasi, atau tiba-tiba “menghilang” bisa menjadi bentuk tantrum. Bukan karena tidak peduli, tapi lebih karena merasa kewalahan secara emosional dan tidak tahu cara mengomunikasikannya.

5. Ledakan Emosi yang Tidak Proporsional

Terkadang, hal kecil bisa memicu reaksi besar. Misalnya, tersinggung berlebihan atas kritik kecil, atau marah karena hal yang sebenarnya bisa diselesaikan dengan diskusi. Ini terjadi karena emosi yang sudah lama ditekan akhirnya "tumpah".

 

Penyebab Umum Tantrum pada Perempuan Dewasa

Tekanan Sosial dan Beban Peran Ganda

Banyak perempuan merasa harus jadi "superwoman" yang bisa segalanya: karier oke, rumah tangga rapi, penampilan tetap on point. Tekanan ini bisa menumpuk dan akhirnya meledak.

Faktor Hormon

Perubahan hormonal, seperti saat PMS, kehamilan, atau menopause, bisa memengaruhi kestabilan emosi dan meningkatkan risiko tantrum.

Kurangnya Komunikasi Emosional Sehat

Terlalu sering memendam perasaan karena takut dianggap “terlalu sensitif” atau “baper” bisa menyebabkan emosi menumpuk dan sulit dikendalikan.

Trauma atau Luka Emosional

Pengalaman masa lalu yang belum sembuh, seperti pengkhianatan, kekerasan, atau kehilangan, bisa muncul dalam bentuk reaksi emosional ekstrem.

 

Cara Mengatasi Tantrum dengan Bijak

1. Kenali dan Terima Emosi

Langkah pertama adalah menyadari bahwa kamu sedang marah, sedih, atau kecewa dan itu valid. Jangan buru-buru menyalahkan diri sendiri karena merasa "berlebihan". Emosi adalah sinyal, bukan musuh.

2. Jangan Dipendam, Tapi Jangan Juga Meledak

Cari cara aman buat mengekspresikan emosi. Menulis jurnal, curhat ke orang terpercaya, atau sekadar berjalan kaki sambil menyendiri bisa membantu proses ini.

3. Latihan Pernapasan atau Mindfulness

Saat emosi mulai memuncak, ambil waktu untuk tarik napas dalam-dalam, fokuskan pikiran, dan tenangkan tubuh. Teknik pernapasan 4-7-8 (tarik napas 4 detik, tahan 7 detik, hembuskan 8 detik) bisa bantu menurunkan tensi emosimu.

4. Berani Minta Waktu dan Ruang

Kalau kamu merasa sedang di ambang ledakan, nggak ada salahnya bilang, “Aku butuh waktu dulu buat tenang.” Lebih baik ambil jeda daripada meluapkan emosi yang bisa bikin kamu menyesal.

5. Temui Profesional Jika Perlu

Kalau tantrum sudah mengganggu keseharian atau hubungan dengan orang lain, jangan ragu konsultasi dengan psikolog. Bukan karena kamu “lemah”, tapi karena kamu peduli pada kesehatan emosimu.

 

Tantrum pada perempuan dewasa bukan hal memalukan itu sinyal bahwa ada kebutuhan emosional yang butuh diperhatikan. Alih-alih mengabaikan atau menyalahkan diri sendiri, lebih baik kenali, pahami, dan kelola dengan cara yang sehat. Karena jadi kuat bukan berarti nggak pernah emosi, tapi tahu cara mengelola emosi dengan bijak.