Kesalahan Pencari Kerja Saat Wawancara dengan HRD, Fatal Banget!
- Pixabay/styles66
Olret – Sudah dapat panggilan wawancara kerja, tapi malah gagal di tahap itu? Jangan buru-buru menyalahkan nasib. Bisa jadi, tanpa sadar, kamu melakukan kesalahan yang bikin HRD langsung ilfeel.
Wawancara kerja itu bukan cuma soal “jawab pertanyaan”, tapi juga soal bagaimana kamu menyampaikan diri secara profesional. Nah, biar kamu nggak terjebak di kesalahan yang sama, simak beberapa kesalahan umum saat wawancara dengan HRD yang sering dianggap sepele, tapi dampaknya bisa fatal.
1. Datang Terlambat (Tanpa Konfirmasi)
Datang telat tanpa kabar adalah sinyal buruk di mata HRD. Bukan cuma soal waktu, tapi soal tanggung jawab dan komitmen.
Solusi:
Pastikan kamu tahu lokasi dan jam wawancara dengan jelas. Kalau terpaksa terlambat karena hal di luar kendali, segera hubungi pihak HRD. Lebih baik jujur daripada diam.
2. Tidak Tahu Apa-apa soal Perusahaan
Salah satu pertanyaan paling dasar dari HRD adalah, “Apa kamu tahu tentang perusahaan ini?” Kalau kamu jawab, “Belum sempat cari tahu, Kak…” itu bisa jadi bendera merah.
Solusi:
Luangkan waktu 10–15 menit untuk riset. Cek website perusahaan, media sosialnya, dan pahami bidang usahanya. Jawaban kamu akan terdengar jauh lebih meyakinkan jika ada konteksnya.
3. Jawaban Terlalu Umum dan Kurang Personal
HRD ingin mengenal siapa kamu, bukan mendengar jawaban textbook. Misalnya, saat ditanya kelebihan, kamu jawab, “Saya rajin, jujur, dan bertanggung jawab.” Terlalu umum dan tidak membedakan kamu dari kandidat lain.
Solusi:
Berikan jawaban yang relevan dan spesifik, dilengkapi contoh nyata dari pengalamanmu. Ini akan membuat kamu lebih stand out.
4. Terlalu Fokus pada Gaji di Awal
Memang gaji penting, tapi kalau kamu langsung tanya soal nominal sebelum membahas posisi atau tanggung jawab kerja, kesannya kamu hanya tertarik karena uang.
Solusi:
Tunggu momen yang pas biasanya setelah HRD menyinggung soal kompensasi atau saat kamu diberi ruang bertanya di akhir sesi.
5. Tidak Bisa Menjelaskan Pengalaman Sendiri
Anehnya, banyak kandidat yang grogi atau malah lupa saat menjelaskan pengalaman di CV-nya sendiri. Akibatnya, penjelasannya jadi tidak nyambung atau terlalu singkat.
Solusi:
Latihan dulu. Coba ceritakan pengalamanmu ke teman, atau rekam diri sendiri. Fokus pada pencapaian, tantangan, dan solusi yang kamu lakukan.
6. Bersikap Terlalu Kaku (atau Terlalu Santai)
Kalau kamu terlalu formal dan datar, kesannya jadi kaku dan tidak natural. Sebaliknya, kalau terlalu santai (misalnya pakai bahasa gaul berlebihan atau duduk menyender tanpa etika), HRD bisa menganggap kamu kurang serius.
Solusi:
Tunjukkan antusiasme dengan bahasa tubuh yang sopan tapi tidak tegang. Gunakan bahasa yang profesional tapi tetap hangat. Tujuannya: terlihat percaya diri dan menyenangkan diajak kerja bareng.
7. Tidak Punya Pertanyaan Balik
Di akhir wawancara, HRD sering tanya, “Ada yang ingin ditanyakan?” Kalau kamu jawab, “Nggak ada,” kamu kelihatan kurang inisiatif dan tidak antusias.
Solusi:
Siapkan minimal 1–2 pertanyaan. Misalnya, “Seperti apa budaya kerja di sini?” atau “Bagaimana proses pengembangan karier di perusahaan ini?”
8. Bicara Buruk tentang Perusahaan Lama
Ini salah satu kesalahan klasik. Biarpun kamu punya pengalaman buruk, membicarakannya dengan nada negatif akan membuat HRD ragu.
Solusi:
Kalau ditanya kenapa resign, sampaikan alasan profesional. Fokus pada keinginan untuk berkembang, belajar hal baru, atau mencari tantangan baru—bukan menjelekkan tempat kerja lama.
Proses wawancara kerja adalah titik krusial dalam proses rekrutmen. Satu kesalahan kecil bisa berdampak besar. Tapi kabar baiknya, semua kesalahan tadi bisa dicegah asal kamu paham dan siap.
Jadi sebelum kamu masuk ruang wawancara (baik online maupun tatap muka), pastikan kamu sudah belajar dari kesalahan umum ini. Ingat, yang dicari HRD bukan cuma orang yang kompeten, tapi juga yang punya attitude, siap kerja bareng, dan tahu cara membawa diri.