5 Alasan Tak Perlu Beri Kesempatan Kedua Untuk Peselingkuh
- u-repot
Sebaliknya dia yang tukang selingkuh, sama saja tidak menghargai dirimu juga hubungan kalian, serta perjuangan yang selama ini telah kamu berikan.
Lagipula, dalam hidup kita juga dipertemukan dengan beberapa orang tidak baik sebagai jalan untuk semakin dewasa dan bijak, termasuk ketika dipertemukan dan dijatuh cintakan dengan peselingkuh.
Kamu jadi lebih tahu bagaimana caranya untuk lebih menghargai dan mencintai diri sendiri, serta menilai mana yang pantas diperjuangkan dan dilepaskan.
4. Selingkuh Membuat Hubungan Jadi Cacat dan Tidak Mudah Memperbaikinya
Perselingkuhan akan menorehkan luka yang cukup dalam di hati orang yang diselingkuhi. Di beberapa kasus, perselingkuhan bisa saja menimbulkan rasa trauma, insecure pada diri sendiri, dan kehilangan kepercayaan pada hubungan dan cinta yang sejati.
Orang jadi tidak percaya, cinta sejati dan tulus itu benar-benar ada atau merasa jika cinta sejati tidak akan pernah hadir untuk dirinya. Padahal, bisa jadi setelah melepaskan peselingkuh, kamu mendapatkan orang yang setia dan tepat untukmu.
Karena itu, memberikan kesempatan kedua pada hubungan yang sudah cacat, biasanya akan membuat kamu lebih menderita. Tidak mudah memperbaikinya dan akan selalu ada perasaan takut, curiga dan was-was dalam hatimu.
Sulit untuk ikhlas memaafkan kesalahan pasangan, sebab kesalahan perselingkuhan itu teramat besar. Hubungan pun jadi semakin hambar dan tidak lagi ada kenyamanan.
5. Hubungan Akan Terasa Hambar
Pasti ada perbedaan antara sebelum dan sesudah diselingkuhi pasangan. Bisa jadi ada pula perasaan jijik ketika disentuh atau menyentuh pasangan juga perasaan enggan untuk melakukan hubungan intim. Semua perlakuan itu, membuat kenyamanan dan keintiman secara emosional memudar dan hubungan jadi terasa hambar.
Memang, dengan adanya keikhlasan dan kesabaran, bisa saja hubungan jadi membaik dan harmonis lagi. Namun, semuanya butuh waktu untuk kembali seperti semula. Dan bisa saja, ada salah satu diantara kalian yang mulai bosan menunggu lalu memilih untuk menyerah saja. (Ika Tusiana)