Sekuat Apapun Bertahan, Jika Memang Belum Jodoh! Akhirnya Akan Berpisah Juga
- U-Repot
Mau bagaimanapun caranya untuk membangun cinta diantara kebersamaan dengan sahabat, maka arti cinta hanyalah sebatas sahabat.
Tidak bisa lebih layaknya seorang laki-laki dan perempuan yang jatuh cinta pada umumnya. Bahkan, ada pula orang yang jatuh cinta dan memang ditakdirkan bersama. Ini yang tidak semua orang bisa rasakan kalau hanya bermain-main dengan perasaan.
Karena orang-orang yang jatuh cinta dan ditakdirkan bersama mau bagaimanapun juga mereka akan bersama. Seberat dan sekeras rintangan mereka untuk dipisahkan, jika mereka memang sudah ditakdirkan bersama oleh Tuhan pada akhirnya mereka memang akan bersama.
Jangan takut dan jangan risau kalau kita tidak mempunyai jodoh. Percaya akan adanya Tuhan. Percaya adanya Tuhan harusnya percaya juga bahwa Tuhan menciptakan manusia itu berpasang-pasangan.
Jangan takut kalau tidak laku atau apa. Karena semua sudah Tuhan tuliskan di Lahful mahfudz. Kita yang hanya manusia biasa hendaknya terus berusaha untuk mempercantik hati.
Terus berikhtiar untuk mendapatkan jodoh yang sesuai dengan kita. Jadi, janganlah takut dan jangan risau tidak bertemu jodoh.
Percaya saja sama Tuhan. Serahkan semua padaNya. Percayalah, jodoh pasti bertemu. Hanya waktu yang bisa menjawabnya! Aku percaya pada takdir yang mempertemukan kita pada satu kesempatan itu setelah jutaan kesempatan lain terlewatkan. Kesempatan yang kamu buat.
Kesempatan yang aku amini. Membuatku bertanya-tanya hingga kini, bagaimana seandainya jika kamu tak membuat kesempatan itu untuk mungkin terjadi.
Bagaimana seandainya aku tak lantas mengamini kesempatan itu agar benar-benar terjadi. Di sana lah takdir campur tangan. Takdirlah yang mempertemukan kita. Takdir yang terus meronce satu demi satu dalam untaian detikan waktu.
Waktuku, waktumu. Sehingga sejauh apapun kita mencoba memisahkan diri, seolah-olah kita adalah kutub magnet yang saling tarik menarik, kita pun berakhir bersama lagi.
Juga pada takdir yang memisahkan kita. Takdir yang menjadi dinding pemisah. Tinggi dan kokoh. Namun masih saja menyisakan jendela yang terkadang kita gunakan untuk tetap bertemu. Aku percaya pada takdir. Seperti sekarang.
Entah bagaimana, hatiku sepertinya tahu bahwa ini bukan saatnya, iya bukan dia. Tak perlu terburu-buru menemukan yang baru. Nikmati saja serpihan ini. Semoga takdir memberi kita kejutannya yang terbaik. Do you believe in fate? I do. From the start till the end.