Aromamu Yang Sering Membuat Rindu. Sayangnya Kini Bukan Lagi Milikku

Pelukan Beruang
Sumber :
  • freepik.com

Olret – “Jadi, pilih mana, aroma buku atau aroma aku?” Jo tersenyum penuh kemenangan melihat bagaimana ekspresi Aura mendengar tawarannya barusan.

“Kenapa harus milih kalau bisa dua-duanya?”

“Karena kamu nggak boleh egois. Harus pilih salah satu.” Jo masih memaksa Aura untuk memilih. Bahkan mereka berbincang masih di tengah pintu karena Jo baru saja pulang bekerja.

“Oke oke. Aku pilih kamu aja. Karena kamu yang ada disini sekarang. Kalau pilih buku, kan kita lagi nggak boleh boncengan buat ke toko buku. Huft, PSBB tuh memuakkan.” Aura memasang raut wajahnya yang kesal. Ia kemudian memeluk Jo yang baru pulang. Masih masam. “Bau ih. Mandi gih.”

Jo kini melangkahkan kaki masuk kedalam. Menaruh ranselnya, lalu mengeluarkan bungkusan plastik. Aura yang menyadari plastik yang di bawa Jo kemudian menghambur, mendekat. Ia kemudian memasang wajahnya tersenyum begitu lebar.

“Nih, buat tuan putri yang udah mulai mati gaya.” Jo menyodorkan plastik berisi buku yang tadi ia beli. Ada 5 eksempelar buku. Buku-buku yang sejak lama Aura inginkan tetapi selalu ditunda untuk Aura beli.

“Wooooo, banyak banget bukunya. Hihihi. Makasih.” Aura mendekap buku-buku dalam plastiknya erat. Ia kemudian melihat-lihat, memilih buku mana yang akan ia buka lebih dulu.

Ponsel Jo berdering. Aura tak menghiraukan karena ia masih berkutat dengan buku baru yang Jo belikan. Hanya saja, Aura menyadari satu hal. Nada deringnya berbeda dari biasanya.

Aura kemudian mengenyahkan pikirannya, lalu kembali larut dalam cerita pada buku yang sedang ia baca. Tak lama kemudian,ponsel Jo berdering untuk yang ke-dua kalinya. Dengan nada dering yang familiar di telinga Aura. Ia yang penasaran kemudian menutup buku, meraih ponsel Jo. Nama ibu tertera pada layar.

“Ibu telpon nih. Mau aku angkat?” tawar Aura. Tetapi belum juga Jo menjawab ia berubah pikiran. “Nggak jadi ah. Malu sama ibu.”

Nada panggilan itu berhenti. Jo yang baru selesai memasak makanan kemudian menghampiri mengambil ponselnya. Melakukan panggilan pada ibu.