Aromamu Yang Sering Membuat Rindu. Sayangnya Kini Bukan Lagi Milikku
- freepik.com
“Ayo makan. Udahan dulu baca bukunya.” Jo menarik Aura mendekat. Aura memang selalu lupa diri jika sudah mulai tenggelam dalam buku yang ia baca. Mereka berbincang sembari makan. Sesekali terdengar tawa. Lalu kemudian hening karena mereka kembali fokus pada makanan.
Usai menyantap makanan, mereka pun kembali melanjutkan obrolan. Aura yang sedang merasa begitu bahagia kemudian memeluk Jo erat. “Makasih udah dateng.”
Jo membalas pelukan Aura. “Kamu kangen ya? Abis kemarin marah-marah gak tau kenapa terus sekarang jadi jinak gini mentang-mentang udah makan?”
Aura yang kesal karena kesan romantisnya di rusak oleh Jo kemudian melayangkan cubitan pada punggung Jo dengan cukup keras. Ia kemudian memeluk Jo erat, lagi. Membenamkan kepalanya di dada Jo. Waktu terasa berhenti sejenak. Aura merasa seperti pulang, dalam tenang. Bersama dengan aroma Jo yang begitu ia kenal dan sering dirindukan
(
Malam belum berkenan beranjak. Waktu terasa begitu lama untuk berganti menjadi pagi. Aura menahan sesak yang sejak tadi datang. Air matanya tak hentinya mengalir membasahi pipi.
Ia sesak, menahan rindunya kepada Jo. Bahkan ia tahu, bahwa kini rindunya tak boleh lagi hadir. Malam yang dingin membuatnya memeluk dirinya semakin erat. Mengingatkannya pada pelukan Jo yang sering Aura dapat, yang kemudian membuatnya tenang kemudian. Hanya saja, ia tahu, bahwa peluk itu kini bukan lagi menjadi miliknya.
Dering ponsel Jo hari itu yang terdengar berbeda ternyata dari seseorang yang entah sejak kapan kini menjadi milik Jo. Aura yang merasa di khianati, yang kini perasaannya begitu bercampur baur hanya terdiam kala ia mengetahui banyak hal yang di sembunyikan Jo darinya.
Ia merasakan kakinya tak lagi mampu menopang dirinya sendiri untuk tetap tegak. Amarahnya begitu memuncak, hanya saja Aura tak tahu apa yang baiknya ia lakukan
Ia merutuki dirinya sendiri. Menyalahkan dirinya yang bisa saja menjadi alasan mengapa Jo melakukan hal serupa kepadanya. Pikirannya di penuhi banyaknya kemungkinan- kemungkinan yang berakhir pada tak ia temukan jawaban.