Maaf, Aku Selalu Gagal. Kamu Tersenyum dan Membangkitkanku Saat Kuterluka
Olret – Setiap orang yang melihat kita menjalani lorong panjang selama ini pasti tahu, dan aku mengaku
Bahwa aku telah kalah dalam berjuang, bahwa kau telah mengungguliku dalam papan skor perjuangan dalam mempertahankan kita.
Kau berjalan di depan, menantang hujan dan kemarau. Sementara aku bersembunyi di belakang memelukmu dalam ketakutan. Kau menerobos gelap, menerima hujan membasahi tubuh. Sementara aku hanya sebatas pena dan kopi di depan meja.
Senyummu menafsirkan tabah, marahmu menahan lelah, tawamu mengungkapkan senang sekaligus membuatku tak tenang, sebab aku teramat takut kehilangan. Kau bangun pagi buta, membuka jendela, dan mulai berkemas untuk berangkat menantang hidup. Sementara aku masih menikmati lamunan dalam sepi, di depan tembok.
Maaf aku selalu gagal. Kau tersenyum dan membangkitkanku saat kuterluka, sementara aku masih sering bingung ketika kau tumpahkan air mata.
Berterima kasihlah kepadanya yang telah berjuang untukmu sampai sejauh ini. Bagaimana? Sudah berterimakasih?
*
Terimakasih Kita Bisa Sejauh Ini, Semoga Mimpi Kita Bersama Dikabulkan Oleh Tuhan
Dengan tanganmu, aku bangkit
Dengan semangatmu, aku berdiri
Dengan senyummu, aku melangkah
Dengan tawamu, aku berjuang.
Berkelana,
Menyusuri misteri hidup
Yang kadang dusta
Di depanku kau berdiri
Melindungi dan menjaga asa
Di sampingku kau merangkul,
Membanggakanku pada semesta
Terimakasih,
Kita bisa sejauh ini.
Semoga mimpi kita bersama
Dikabulkan semesta.
Dan tentang segala rintangan, bersabarlah. Kita taklukkan berdua. Mampukah kalian bertahan untuk menggapai mimpi-mimpi kalian berdua?
Cerpen ini merupakan kerja sama antara Detak Sajak dengan bapermulu.com. Jangan lupa tunggu ya buku detak sajak yang akan segera rilisi. Follow instagramnya @detaksajak_
*
Merindukanmu dalam batas ketidakwajaran kini telah berhenti aku lakukan.
Merindukanmu dalam batas ketidakwajaran kini telah berhenti aku lakukan. Aku akui ini kesalahan yang begitu berat untukku dan untukmu. Aku pernah terbaring lemah karena menunggu kabar darimu.
Setiap detik waktu yang berjalan, tanpamu aku ringkih. Sungguh, inilah yang dinamakan sebuah kesalahan padaku menempatkanmu pada puncak cinta di hatiku.
Setelah sekian lama aku mengharapkanmu, berharap dari semua yang pernah kamu janjikan padaku. Aku pun pernah menunggu kedatanganmu di sini. Begitu panjang durasi waktu yang telah kuhabiskan hanya untuk menikmati pahitnya perihal menunggu dan kamu tak kunjung kembali layaknya senja di sore hari.