Part 7 : Teror Gunung Dempo Pagar Alam Sumatera Selatan

Taman Nasional Gunung Leuser
Sumber :
  • Rekam Nusantara

".........Alpiiin, tolong Alpiiin........."

"TIDAK!! TIDAK!! PERGIII!!!"

"........Alpiiin, jangan lari Alpin. Ikut kami Alpiiin.. ....."

"TIDAAKKK!! TOLOOOOONG.....!!!!"

Semakin dekat, wajah tubuh-tubuh pucat itu semakin jelas. Ada perempuan, ada laki-laki. Ada yang berpakaian seperti pendaki gunung, ada yang berpakaian seperti orang-orang desa, dan banyak lainnya. Kesamaannya, mata mereka kosong dan wajahnya pucat tanpa ekspresi, dan mereka terus bergerak semakin dekat.

"... Alpiiiin, Alpiiin...... "

"ASTAGHFIRULLAH!! YA ALLAH!! TOLONG AKU BANG IDAAAN....!!!"

".......Alpiin tolong alpiiiiiiin....... "

"BAPAAAAAAKKKK!!! TOLOOOOONG!!!!"

Diantara erangan-erangan makhluk itu , aku mendengar dengan jelas suara Bapakku yang memerintahkanku untuk lari.

"PERGI NAK! PERGI!! SELAMATKAN DIRIMU!!LARI!!!"

Tubuh-tubuh itu dengan tangannya yang mencakar-cakar udara kini sudah mencapai tangga kayu. Dengan panik aku menggeser pantatku yang tiba-tiba saja bisa digerakkan sambil dengan panik kaki ku menendang-nendang mereka.

"PERGIII!! PERGIII!! TOLOOOOONG!!!"

Tapi bagaimana pun aku berusaha, tubuh-tubuh itu terus merangsek naik. Tangan-tangan dingin dan pucat itu menarik-narik kakiku. Aku kian histeris.

Lalu dari kejauhan kudengar pelan suara teriakan Bang Idan dan Anes yang memanggil-manggil namaku.

"BANG IDAAAAAANNNN!! TOLOOONGGG!!!"

Itu adalah teriakan histerisku yang terakhir sebelum tenggorokanku kembali tercekat kengerian.

Sebuah suara lain muncul dibelakangku. Jantungku serasa lepas, mataku membelalak ngeri. Pintu pondokan itu telah terbuka!!