Menjemput Harapan di Tepian Sungai Rawas: Catatan Perjalanan Arsal Bahtiar dan Andrew Kalaweit
- thethao247.vn
Anak-anak harus membayar Rp10.000 setiap hari untuk pulang-pergi sekolah naik perahu—biaya yang berat bagi banyak orang tua di sana. Bahkan, beberapa warga nekat menyeberang dengan bergelantungan di sisa jembatan yang rusak parah demi mencapai fasilitas kesehatan.
Kehadiran Jembatan Ber-KAF, hasil kolaborasi Sahabat Pedalaman dan Paragon, menjadi jawaban atas doa-doa mereka. Jembatan sepanjang lebih dari 100 meter ini kini kokoh berdiri, menghubungkan kembali akses pendidikan dan ekonomi.
"Saya bahagia karena bisa melewati jembatan sekolah, tidak naik perahu lagi. Senang terus bisa sekolah..." — Seorang anak sekolah di Muara Kuis.
Penutup
Ekspedisi ini membuktikan bahwa kemerdekaan sejati adalah ketika akses kesehatan dan pendidikan bukan lagi sebuah kemewahan. Melalui langkah kecil yang berdampak, jembatan yang dibangun bukan sekadar beton dan baja, melainkan penghubung bagi mimpi-mimpi anak pedalaman untuk terus tumbuh.
Sumatera Selatan mungkin jauh dari hiruk-pikuk kota besar, namun di sana, harapan baru saja menemukan jalannya kembali.