Menelusuri Labirin Kars Terbesar Ketiga di Dunia: Catatan Perjalanan Kelana Bentala di Maros

Rammang-Rammang
Sumber :
  • youtube

Olret –  Sulawesi Selatan bukan sekadar tentang hiruk-pikuk kota Makassar. Melangkah sedikit ke utara, tepatnya di Kabupaten Maros, mata kita akan disambut oleh deretan tebing kapur yang menjulang megah, seolah-olah menjadi penjaga abadi yang memisahkan modernitas dengan kesunyian alam.

Dalam episode terbaru Kelana Bentala, sebuah perjalanan epik mengungkap keindahan tersembunyi di Rammang-Rammang, kawasan kars yang masuk dalam jajaran kars terbesar di dunia.

Awal Perjalanan: Sebuah Perayaan Rasa

Petualangan tidak dimulai di tengah hutan, melainkan dari sebuah piring sederhana. Sebelum menyentuh alam liar, tim Kelana Bentala memulai hari dengan ritual kuliner khas Makassar di Warung Bunda Maryam.

Manisnya Pisang Ijo yang lembut berpadu dengan gurihnya nasi kuning menjadi bahan bakar sempurna sebelum bertualang.

"Inilah titik awal perjalanan kami menjelajahi rasa, budaya, dan kisah-kisah yang mengalir lewat piring-piring sederhana."

Rammang-Rammang: Di Balik Kabut Jutaan Tahun

Nama Rammang-Rammang berasal dari bahasa Bugis yang berarti "kabut". Nama ini bukan tanpa alasan; setiap pagi, lembah ini sering kali diselimuti kabut tebal yang turun dari puncak-puncak kars.

Untuk mencapai Kampung Berua, sebuah desa yang tersembunyi di jantung kars, pengunjung harus menyusuri Sungai Pute menggunakan perahu kayu. Di sepanjang sungai, pemandangan pohon palem rawa dan tebing kapur vertikal memberikan sensasi seolah berada di dunia purba.

"Di kanan-kiri tebing kapur menjulang seperti penjaga abadi. Mereka sudah ada jauh sebelum kita lahir, dan akan tetap berdiri lama setelah kita pergi."

Di sini, waktu seolah berjalan lebih lambat. Di Kampung Berua, kita diajak untuk berhenti sejenak, mendengar suara alam, dan meresapi kesederhanaan hidup masyarakat lokal yang hidup berdampingan dengan bentang alam yang ekstrem namun indah.

Geologi yang Membeku di Taman Batu

Salah satu daya tarik utama adalah Taman Batu Kampung Laku. Tempat ini bukan sekadar pemandangan indah; ia adalah jejak sejarah geologi dunia.

Jutaan tahun lalu, kawasan ini merupakan dasar laut purba yang kemudian mengering dan meninggalkan terumbu karang yang membeku menjadi gunung-gunung kapur. Berjalan di antara lorong-lorong batu alaminya terasa seperti menapaki planet lain.