Kisah Nyata (Part 2): Angkernya Jalur Dukuh Liwung Gunung Slamet

Gunung Slamet
Sumber :
  • instagram

Akhirnya tak butuh waktu lama, setelah mengucapkan kata-kata itu, kaki Panji tiba-tiba saja pulih, tidak terasa sakit sedikit pun. “Ga tau kenapa, kaki gue sekarang tiba-tiba gak sakit lagi, gak berat lagi,”.

Jelas Panji. Saling pandang antara kami dengan wajah penuh tanya tentu saja tak ter elakkan lagi. Antara lega karena artinya kami bisa melanjutkan perjalanan namun juga bingung, apa yang terjadi sebenarnya.

Dengan hati yang masih penuh tanya, kami pun melanjutkan perjalanan, kejadian barusan mengingatkan kami pada cerita-cerita Mbah Kuncen. ‘Ah sudahlah semoga tidak semengerikan itu’. Ucap saya dalam hati. Insyallah tujuan kami baik, tidak ingin merusak apalagi bersikap tidak sopan di gunung ini.

Langkah kami sekarang lebih cepat, karena Panji sudah bisa berjalan normal. Sembuhnya kaki Panji tadi mudah-mudahan menjadi akhir rintangan perjalanan ini, dan dimudahkan untuk perjalanan selanjutnya sampai kami pulang kerumah masing-masing dengan sehat dan selamat, itu doa saya.

Namun pengkabulan doa, memang tidak secepat itu. Kejadian demi kejadian aneh yang kami alami selepas perjalanan dari istirahat barusan, datang silih berganti. Kini ditengah perjalanan menuju Pos berikutnya, kami kembali disambut oleh penunggu lain gunung ini.