Perjalanan Mistis Di Gunung Semeru, Diganggu Penghuni Dunia Lain (Part 2)

Perjalanan Mistis Di Gunung Semeru
Sumber :
  • idris hasibuan

Ada seonggok api unggun bekas porter yang ditinggal, masih ada baranya disana. Daypack aku buka kluarin kentang, jejalkan ke dalam bara. Jurus berikutnya kopi hitam khas tengger kami seduh. Menunggu air mendidih merenung masih tak percaya dengan apa yang barusan kami alami. Kopi hitam tlah tersaji seruput dengan mesrah.

"kita dibantai kali ini Dhox, aku lupa pertahanan diri"

Mail berguman lirih sambil mengembang tipis senyumnya.

"baru nyadar aku klo mereka mengikuti kita sejak dari ladang penduduk tadi"

"sejak teguran terakhir penduduk itulah mereka sudah mulai muncul, tapi aku cuekin aja"

tiba-tiba alunan suara adzan terdengar lagi dari radio tetangga, ya benar itu adzan isyak.

kentang bakar siap disantap, gosong dan menghitam ditemani kopi dan api unggun yang kami nikmati berdua, seperti di film-film koboi.

penderitaan belum berakhir kantuk datang menyerang. Mendekap kaki yang dilipat sambil menunduk khidmat pejamkan mata. Mata ngantuk berat tapi pikiran berkelana kemana-mana.

"Dhox si manis datang ke sini, coba lihat"

si manis adalah julukan kami pada makhluk yang sering menggoda pendaki. wajahnya putih cantik berpenampilan pendaki full asesoris, topi rimba celana lapangan, PDL yang dibalut rompi serta bandana dan sepatu treck. Tampilan dambaan pendaki kala itu. Dia munculnya selalu dari tepian danau yang ada pohon tumbang menjorok ke danau.

"dia semakin mendekat Dhox"

"uda biarkan, aku nggantuk"

*

Padahal sebenarnya rasa takutku masih belum juga hilang. terdengar suara langkah mendekat dengan menyeret sesuatu, masuk ke dalam gubuk berputar masuk lagi sampai tiga kali.

"Mail gubuk ini kan hanya satu pintu, kok dia bisa berputar sampai tiga kali

"kalau dia sih bebas Dhox mau lewat mana"

"He.... tinggalin ponconya kami tidak bawa apa-apa nih"

Mail menegur seseorang yang tiba-tiba langkahnya terhenti, aku masih menunduk dan menutup mata, tapi merasa ada yang melihatku dengan lekat.

"il aku ini nunduk dengan mata masih terpejam, tapi kok sepertinya ada yang nenatapku"
"iya ini si manis berhenti tepat di depanmu"