Perjalanan Mistis Di Gunung Semeru, Diganggu Penghuni Dunia Lain (Part 1)

Perjalanan Mistis Di Gunung Semeru
Sumber :
  • idris hasibuan

Memang setelah melewati sapi tadi ada suara jejak kaki yang mengikuti dibelakang kami. Setiap kami toleh kebelakang kembali sepi hanya nampak semak yang bergoyang seperti barusan tersentuh orang lewat.

Langkah kami lanjutkan, kali ini Mail di depan. Tepat disebelah kanan kami jurang. Aku berteriak kencang

"Maiiiiiil jurang"

karena Mail tiba-tiba hendak melintas ke jurang.

"jurang sebelah kiri Dhox"

Dia menjawabku dengan menatap bingung.

Nalarku masih bekerja dengan sempurna, ini sudah jalur yang benar dan jelas jurang di sisi kanan kenapa kok Mail ngotot jurang di sisi sebelah kiri. Padahal mata kepalaku melihat sisi sebelah kiri hutan belantara.

Aku pegang Mail dan ku lalui dia, ganti aku di depan. Karena aku yakin pandangan mataku yang benar. Aku jalan duluan.

"Awaaaassss"

Mail berteriak dengan keras. Aku spontan berhenti dan menoleh kepadanya.

Dia menatapku dengan terbelalak sesekali mengusap matanya. Dalam pandangan matanya aku berdiri melayang di atas jurang. Padahal aku aman-aman saja berpijak di atas jalan setapak.

Aku mulai yakin Mail dihajar oleh makhluk yang diajaknya tadi. Akhirnya dia merelakan dirinya pasrah penuh padaku. Hutan serasa milik kami berdua, tak berpapasan dengan manusia satupun.

Tiba-tiba Mail menunjuk ke depan

"itu puncak uda nampak Dhox"

aku semakin bingung, puncak apa yang dimaksud, karena di depan kami hanyalah belantara liar.

"puncak apa il"

"itu pohon besar, puncak Ayek-ayek"

Mail menjawab sambil menunjuk ke arah seberang jurang.

Gila Mail diteror habis-habisan, belum terbersit rasa takut dibenakku, hanya perasaan aneh saja. Ini mungkin yang penduduk kampung percayai kalo tidak boleh melintas dijalur ini menjelang maghrib. Hal ini yang bakalan terjadi. Aku merekah-rekah sendiri dalam hati. Mail menunjuk puncak lagi dan berulang kali itu terjadi. Padahal aku tak melihat pohon besar yang dia maksud.

Akhirnya puncak Ayek-ayek telah kami capai, anehnya Mail masih menunjuk ke depan dan berucap
"Dhox, puncak sudah sedikit lagi" aku duduk selonjor, Mail mengikuti.