Terlalu Sering Pakai Headset Setiap Hari? Ini Dampak Kesehatan yang Perlu Kamu Tahu
Olret – Di era digital, headset bukan lagi sekadar aksesoris. Ia sudah menjadi bagian dari rutinitas harian dipakai saat bekerja, belajar, berolahraga, bahkan sebelum tidur. Praktis dan personal, rasanya dunia terasa lebih tenang saat suara luar bisa diredam dan digantikan oleh musik favorit atau suara meeting penting.
Namun, di balik kenyamanan itu, ada risiko kesehatan yang kerap terabaikan. Jika kamu termasuk yang memakai headset berjam-jam setiap hari, ada baiknya mulai memberi jeda. Bukan untuk menakut-nakuti, tapi untuk mengingatkan bahwa tubuh terutama telinga dan kepala punya batas toleransi.
Pendengaran Bisa Terganggu, dan Itu Nyata
Salah satu dampak paling serius dari penggunaan headset berlebihan adalah gangguan pendengaran. Suara dengan volume tinggi yang terus-menerus mengalir ke telinga bisa merusak sel-sel rambut halus di koklea bagian dalam telinga yang bertugas menerjemahkan gelombang suara ke otak.
Dalam jangka panjang, ini bisa menyebabkan penurunan fungsi pendengaran secara permanen. Yang lebih mengkhawatirkan, kerusakan ini sering terjadi secara perlahan tanpa gejala awal yang jelas. Tahu-tahu kamu mulai kesulitan menangkap percakapan, terutama di tempat ramai.
Solusinya? Terapkan prinsip 60/60: volume tak lebih dari 60% dan durasi pemakaian tak lebih dari 60 menit tanpa jeda.
Infeksi Telinga dari Headset yang Jarang Dibersihkan
Headset yang menempel langsung di telinga menjadi tempat favorit bakteri jika tidak rutin dibersihkan. Keringat, minyak, dan debu yang menumpuk bisa memicu infeksi telinga luar, terutama jika digunakan bergantian dengan orang lain.
Gejalanya bisa berupa rasa gatal, nyeri, atau bahkan cairan keluar dari telinga. Meski terdengar sepele, infeksi telinga bisa mengganggu kenyamanan harian, bahkan mengganggu kualitas tidur.
Cara mencegahnya cukup sederhana: bersihkan bagian headset yang bersentuhan langsung dengan telinga secara rutin, dan hindari penggunaan bersama.
Tekanan di Kepala dan Telinga yang Mengganggu
Tak sedikit orang yang merasa pusing, tegang di kepala, atau telinga terasa penuh setelah memakai headset terlalu lama. Model yang terlalu ketat atau earbud yang menekan terlalu dalam bisa menjadi penyebabnya.
Ketegangan ini mungkin terasa ringan di awal, tapi bila dibiarkan terus-menerus bisa memicu sakit kepala atau bahkan nyeri otot di sekitar rahang dan leher. Penting untuk memilih headset yang nyaman, ringan, dan pas di kepala bukan sekadar stylish atau kekinian.
Gangguan Sosial yang Tak Terlihat
Terlalu sering “menyendiri” dengan headset bisa membuat seseorang tanpa sadar menjauh dari lingkungan sekitarnya. Ketika dunia luar terus diredam, hubungan sosial pun ikut melemah.
Jika dibiarkan, kebiasaan ini bisa berdampak pada kesehatan mental mulai dari rasa keterasingan hingga gejala kecemasan sosial. Maka, penting untuk tahu kapan waktunya terhubung ke dunia luar tanpa perantara teknologi.
Postur Tubuh Turut Terpengaruh
Tanpa disadari, penggunaan headset berjam-jam kerap dibarengi dengan posisi tubuh yang tidak ideal menunduk sambil mengetik, menyender tanpa penyangga leher, atau duduk terlalu lama tanpa peregangan.
Dampaknya bisa berupa nyeri leher, punggung kaku, atau bahkan gangguan pada tulang belakang bila berlangsung jangka panjang. Sekali lagi, jeda adalah kunci. Bangkit, regangkan tubuh, dan beri ruang bagi otot untuk bernapas.
Teknologi hadir untuk membantu, bukan mengambil alih. Headset bisa menjadi alat yang sangat berguna, asal digunakan dengan cara yang sehat. Dengarkan musik, hadiri rapat online, nikmati podcast favoritmu tapi jangan abaikan sinyal dari tubuh. Karena sekali fungsi pendengaran terganggu, tak ada tombol “reset” untuk mengembalikannya.
Gunakan seperlunya, nikmati seperlunya, dan beri telinga kesempatan untuk beristirahat.