Organ Hati "Menangis Minta Tolong", Karena 6 Kebiasaan Buruk Ini
- freepik.com
Olret – Perhatikan kebiasaan makan harian, termasuk alkohol, suplemen makanan, dan minuman manis. Hati dianggap sebagai "organ tubuh yang senyap". Biasanya penyakit hanya mencapai tahap parah bila muncul gejala abnormal.
Masalah seperti perlemakan hati, hepatitis, sirosis atau kanker hati semakin umum terjadi dan menimbulkan banyak risiko kesehatan yang serius.
Di antara semuanya, kanker hati merupakan salah satu penyebab utama kematian akibat kanker di banyak negara.
Dokter memperingatkan tentang 6 "roh jahat" yang diam-diam menghancurkan hati setiap hari, yang 5 faktornya berasal dari kebiasaan makan sehari-hari. Jika kamu menginginkan hati yang sehat, jauhi ancaman ini mulai hari ini.
1. Minum terlalu banyak alkohol
Alkohol Menyebabkan Kenaikan Berat Badan
- Google Image
Alkohol dianggap sebagai salah satu faktor yang dapat memengaruhi kesehatan hati secara serius.
Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa konsumsi alkohol dalam dosis besar dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko timbulnya penyakit seperti perlemakan hati akibat alkohol, sirosis, dan kanker hati.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), alkohol diklasifikasikan sebagai kelompok 1 dalam daftar karsinogen. Dalam beberapa situasi sosial seperti bersosialisasi di tempat kerja, minum alkohol tidak dapat dihindari.
Namun, para ahli kesehatan menyarankan untuk membatasi atau menghindari alkohol sepenuhnya untuk melindungi fungsi hati dan kesehatan secara keseluruhan.
2. Penyalahgunaan suplemen makanan
Suplemen Untuk Meningkatkan Kekuatan Otak
- freepik
Menurut penelitian, sekitar 23,80 dari setiap 100.000 orang mengalami kerusakan hati akibat penyalahgunaan obat. Penyebab utamanya adalah penggunaan berbagai jenis makanan fungsional dalam jangka panjang, di mana pengguna jenis tersebut menyumbang 26,81% kasus kerusakan hati.
Penyebabnya mungkin terkait dengan bahan aktif dalam produk, dosis yang digunakan, atau efek samping.
Beberapa zat yang umum digunakan untuk mendukung hati dapat memberikan manfaat tertentu, namun jika digunakan dalam dosis tinggi atau dalam jangka waktu lama, zat tersebut dapat menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan.
Oleh karena itu, para ahli kesehatan menganjurkan agar konsumen berhati-hati saat memilih dan menggunakan makanan fungsional, serta sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi sebelum menggunakannya dalam jangka panjang, terutama pada produk yang tidak diketahui asal usulnya atau belum terverifikasi.
3. Minum banyak minuman manis
Minuman manis
- -
Penyakit hati berlemak, terutama penyakit hati berlemak non-alkohol (NAFLD), menjadi masalah kesehatan serius di seluruh dunia. Kejadian penyakit ini terkait erat dengan gaya hidup, dengan minuman manis dianggap sebagai faktor risiko penting.
Minuman-minuman ini sering kali mengandung fruktosa dalam jumlah besar. Bila Anda minum terlalu banyak, hati tidak dapat memprosesnya secara efektif, sehingga menyebabkan meningkatnya sintesis trigliserida dan meningkatkan risiko perlemakan hati.
Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Hepatology, orang yang minum minuman ringan setiap hari memiliki risiko NAFLD 31% lebih tinggi daripada mereka yang tidak atau jarang meminumnya.
Studi lain menemukan:
- Minum <1 gelas/minggu: risiko perlemakan hati adalah 14%
- Minum 1–6 gelas/minggu: risikonya 26%
- Minum >7 gelas/minggu: risiko hingga 53%
Penyakit hati berlemak semakin umum terjadi dan berkaitan erat dengan minuman manis. Oleh karena itu, mengurangi asupan minuman ringan harus dianggap sebagai tindakan penting dalam pencegahan dan pengendalian NAFLD.
4. Makan makanan semalaman
Di banyak negara Asia, memakan makanan yang dibiarkan semalaman merupakan praktik umum. Namun, jika tidak disimpan dengan benar, ia dapat dengan mudah menghasilkan bakteri dan racun, yang berbahaya bagi hati.
Makanan yang disimpan semalaman, terutama bila tidak disimpan pada suhu yang tepat, berisiko menjadi tempat berkembang biaknya bakteri seperti staphylococcus aureus dan salmonella.
Bakteri ini tumbuh cepat di lingkungan yang hangat dan lembap dan mampu menghasilkan racun yang tahan panas yang sulit dihancurkan bahkan ketika makanan dipanaskan kembali. Mengonsumsi makanan ini dapat mengakibatkan keracunan makanan akut, yang memberi banyak tekanan pada hati.
Ada juga aflatoksin - mikotoksin yang diproduksi oleh jamur Aspergillus flavus, sering ditemukan pada jagung dan kacang tanah yang lembap atau tidak diawetkan dengan baik. Zat ini sangat beracun dan dapat dengan mudah menyebabkan kanker hati.
5. Makan makanan mentah
Terong Mentah
- -
Tren mengonsumsi makanan mentah kini makin digemari, mulai dari sashimi (ikan mentah), makanan laut segar, hingga daging sapi setengah matang.
Namun, kebiasaan mengonsumsi makanan mentah ternyata berisiko besar bagi kesehatan hati, karena dapat dengan mudah mengandung parasit dan bakteri penyebab penyakit, apalagi jika makanan tersebut tidak aman dan higienis.
Ikan, udang, kerang, siput... dapat menjadi inang bagi banyak jenis parasit seperti cacing hati (Clonorchis sinensis) atau cacing hati Opisthorchis viverrini. Parasit ini dengan mudah menyerang hati dan saluran empedu, menyebabkan penyakit serius seperti kolangitis, sirosis, dan bahkan kanker saluran empedu.
Daging mentah (terutama daging sapi dan babi yang kurang matang) dapat mengandung bakteri berbahaya seperti E. coli, Salmonella, Listeria. Bila masuk ke dalam tubuh, bakteri ini dapat menyebabkan keracunan akut, infeksi darah, abses hati, dan pada kasus berat dapat mengakibatkan gagal hati bahkan kematian.
Secara khusus, orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah seperti orang tua, wanita hamil, dan orang-orang dengan penyakit kronis lebih rentan terhadap kerusakan serius saat mengonsumsi makanan yang terkontaminasi.
6. Begadang dan makan di malam hari
ilustrasi begadang
- unsplash.com
Kehidupan modern membuat banyak orang begadang untuk bekerja, mencari hiburan, dan makan larut malam sebagai kebiasaan, namun ini merupakan musuh diam-diam yang merusak hati.
Menurut penelitian, mengonsumsi makanan berlemak dan manis di malam hari meningkatkan risiko penyakit hati berlemak non-alkohol (NAFLD).
Selain itu, makan di malam hari juga menyebabkan resistensi insulin, yang mengakibatkan bertambahnya penumpukan lemak di hati, sehingga memperburuk sirosis dan bahkan menyebabkan kanker hati.
Akibatnya, orang yang begadang rentan mengalami gangguan gula darah, lemak darah, peningkatan enzim hati, dan lama kelamaan akan menimbulkan kerusakan hati yang senyap namun serius.
Akibatnya, orang yang begadang rentan mengalami gangguan gula darah, lemak darah, peningkatan enzim hati, dan lama kelamaan akan menimbulkan kerusakan hati yang senyap namun serius.