Penyebab Mata Minus, Dari Kebiasaan Sehari-hari hingga Faktor Genetik

Kacamata lebih dari setahun
Sumber :
  • freepik.com

OlretMata minus atau dalam istilah medis disebut miopia adalah kondisi penglihatan di mana seseorang kesulitan melihat objek yang jauh, tapi tetap bisa melihat dengan jelas benda-benda yang dekat. Kondisi ini semakin banyak dialami, terutama di kalangan anak-anak dan remaja.

Pertanyaannya adalah kenapa mata bisa jadi minus? Apakah terlalu sering main gadget bisa jadi penyebab utamanya? Atau justru karena faktor keturunan?

Yuk, kita bahas satu per satu penyebab mata minus, biar kamu bisa lebih waspada dan menjaga kesehatan mata sejak dini.

 

1. Faktor Genetik (Keturunan)

Salah satu penyebab utama mata minus adalah faktor genetik. Jika salah satu atau kedua orang tua mengalami miopia, kemungkinan anaknya juga mengalami hal yang sama akan lebih besar.

Penelitian menunjukkan bahwa anak dari orang tua yang sama-sama bermata minus memiliki risiko lebih tinggi terkena miopia dibanding anak dari orang tua yang tidak bermasalah dengan penglihatan.

Meski faktor genetik tidak bisa diubah, kita tetap bisa mengontrol perkembangan miopia dengan gaya hidup sehat dan pemeriksaan mata rutin.

 

2. Terlalu Sering Menatap Layar

Di era digital, hampir semua orang anak-anak, remaja, sampai orang dewasa menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar HP, laptop, tablet, atau TV.

Paparan layar yang terlalu lama, terutama tanpa istirahat, bisa memicu ketegangan pada mata. Terlebih jika digunakan untuk membaca tulisan kecil atau menonton dari jarak terlalu dekat.

Kebiasaan ini dalam jangka panjang bisa meningkatkan risiko miopia atau memperparah minus yang sudah ada.

 

3. Kebiasaan Membaca dalam Pencahayaan Buruk

Membaca buku atau gadget di tempat dengan pencahayaan redup memaksa mata bekerja lebih keras. Jika dilakukan terus-menerus, mata bisa mengalami kelelahan kronis yang memicu gangguan penglihatan.

Begitu juga dengan posisi membaca yang terlalu dekat, misalnya sambil tiduran dengan buku hanya beberapa sentimeter dari wajah. Kebiasaan seperti ini memberi tekanan berlebih pada otot mata.

 

4. Kurangnya Aktivitas di Luar Ruangan

Ini mungkin terdengar sepele, tapi ternyata berada di luar ruangan dan terpapar sinar matahari alami bisa membantu menghambat perkembangan miopia, terutama pada anak-anak.

Penelitian dari Journal of the American Medical Association (JAMA) menunjukkan bahwa anak yang lebih sering bermain di luar rumah cenderung memiliki risiko mata minus yang lebih rendah dibanding anak yang lebih banyak menghabiskan waktu di dalam ruangan.

Paparan sinar matahari membantu pelepasan dopamin di retina, yang dipercaya berperan dalam memperlambat pemanjangan bola mata penyebab utama miopia.

 

5. Kurang Istirahat untuk Mata

Mata, seperti tubuh lainnya, butuh istirahat. Terlalu lama fokus pada satu titik (seperti layar atau buku) tanpa jeda membuat otot mata tegang.

Kebiasaan baik seperti aturan 20-20-20 sangat disarankan: setiap 20 menit, alihkan pandangan ke sesuatu yang berjarak 20 kaki (sekitar 6 meter) selama 20 detik. Ini membantu mengendurkan otot mata dan mencegah kelelahan.

 

6. Pertumbuhan Bola Mata yang Tidak Normal

Secara medis, miopia terjadi karena bentuk bola mata yang terlalu panjang atau kornea yang terlalu melengkung, sehingga cahaya yang masuk ke mata tidak fokus tepat di retina, tapi di depannya. Akibatnya, objek yang jauh terlihat buram.

Kondisi ini bisa disebabkan oleh genetik, tapi juga bisa dipicu oleh kebiasaan buruk dalam penggunaan mata sehari-hari, terutama saat masa pertumbuhan.

 

Mata minus bukan sekadar masalah penglihatan, tapi juga bisa memengaruhi kualitas hidup jika tidak ditangani dengan baik. Mengenali penyebabnya adalah langkah awal untuk mencegah dan mengendalikan kondisi ini.

Jadi, mulai sekarang, coba evaluasi kebiasaanmu, apakah sudah memberi waktu istirahat untuk mata? Apakah cukup beraktivitas di luar ruangan? Dan yang tak kalah penting, rutin periksa mata ke dokter, terutama jika kamu atau anakmu mulai mengeluh soal penglihatan.

Menjaga mata itu investasi jangka panjang. Karena melihat dengan jelas bukan hal sepele itu kebutuhan utama dalam menjalani hidup sehari-hari.